Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
EKONOMI Amerika Serikat (AS) diprediksi akan melaju ke depan, tetapi konsumen Negeri Paman Sam itu menghadapi prospek membayar lebih untuk barang kebutuhan sehari-hari karena perang dagang.
Perusahaan-perusahaan besar yang melaporkan laba selama seminggu terakhir menggambarkan kenaikan harga terjadi di segala hal mulai dari soda hingga tiket pesawat, dari cat hingga peralatan rumah tangga.
Beberapa kenaikan harga masih dalam tahap perencanaan dan tidak semua perusahaan yakin mereka mampu membuat harga lebih tinggi bertahan karena tekanan persaingan.
"Kami telah menerapkan kenaikan harga untuk tarif yang diterapkan," kata Donald Allan, Kepala Keuangan di Stanley Black & Decker, yang produknya termasuk palu, gergaji, dan alat-alat listrik.
Stanley yang berusia 175 tahun mengharapkan penghasilan US$190 juta lebih dalam pendapatan pada 2018 dari kenaikan harga.
Soda raksasa Coca-Cola juga baru-baru ini memberlakukan kenaikan harga di Amerika Utara, sebagian karena tarif pada baja dan aluminium yang menaikkan biaya kaleng dan beberapa proses produksi.
Chief Executive Coca-Cola James Quincey mengakui bahwa pengecer tidak senang dengan perkembangannya.
"Jelas percakapan ini sulit, saya pikir itu sedang berjalan," katanya kepada analis pekan ini.
"Pada akhirnya industri minuman bukan satu-satunya industri yang menghadapi tekanan dari perubahan impor dan kebutuhan untuk mengambil harga. Itu hanya sebagian dari lingkungan umum," lanjut Quincey.
Di perusahaan cat Sherwin-Williams, para eksekutif mengisyaratkan kenaikan harga karena inflasi dalam komoditas terkait minyak.
"Praktek historis kami selalu berbicara dengan pelanggan kami terlebih dahulu dan kemudian komunitas investasi," kata Kepala Eksekutif John Morikis kepada analis Wall Street.
"Kami akan melindungi margin kami dan kami akan berbicara dengan konsumen terlebih dahulu. Dan Anda dapat menghubungkan titik-titik dari sana," jelasnya.
General Motors menyatakan terdapat US$2 miliar biaya yang lebih tinggi karena tarif logam dan dolar yang kuat.
GM memangkas ramalan laba 2018, langkah yang membuat saham tenggelam.
GM telah berhasil mengimbangi sekitar setengah dari US$2 miliar melalui negosiasi dengan pemasok dan berharap konsumen akan memikul sebagian dari sisanya, menurut Kepala Keuangan Chuck Stevens.
American Airlines menanggung US$2 miliar tambahan biaya bahan bakar tambahan tahun ini dengan memotong beberapa kapasitas tambahan yang direncanakan dan menunda pengiriman pesawat baru.
Langkah-langkah ini akan memangkas US$1,2 miliar dalam belanja modal selama tiga tahun ke depan dan para eksekutif mengatakan mereka juga berharap untuk menaikkan harga tiket.(AFP/X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved