Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Menteri Pendukung Brexit Mundur, Pukulan buat PM May

Denny Parsaulian
09/7/2018 20:00
Menteri Pendukung Brexit Mundur, Pukulan buat PM May
(AFP)

PERDANA Menteri Inggris Theresa May menghadapi krisis dalam kabinetnya pada Senin (9/7) setelah Menteri Urusan Brexit David Davis dan dua deputinya mengundurkan diri. Pengunduran diri Davis dan dua deputinya dipicu oleh rencana May mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Uni Eropa setelah Inggris meninggalkan blok.

Semua mata tertuju pada apakah akan ada lagi pengunduran diri lebih lanjut oleh kelompok garis keras Brexit. Pasalnya, ini dapat mengancam kepemimpinan May setelah deputi Suella Braverman dan Steve Baker mengikutinya Davis keluar.

Namun Davis sendiri mengatakan dia tidak ingin May jatuh. Ia mengungkapkan kepada radio BBC bahwa tentu saja May akan tetap bertahan.

Ketika ditanya apakah sekarang ada pemberontakan penuh terhadap perdana menteri, dia berkata: "Saya tidak akan mendorong orang untuk melakukan itu. Saya pikir itu adalah hal yang salah untuk dilakukan".

Davis yang eurosceptic mengatakan dia berharap pengunduran dirinya akan menekan May agar dapat berdiri lebih kuat. "Sepertinya saya terlalu banyak memberi dengan terlalu mudah dan itu adalah strategi yang berbahaya," katanya.

Davis mengumumkan dia mengundurkan diri dalam surat pada Minggu. "Arah kebijakan secara umum akan meninggalkan posisi negosiasi yang lemah, dan mungkin yang tak terhindarkan," tulisnya kepada May.

Dia menegaskan bahwa tidak diragukan lagi rencana May itu berarti mengembalikan kekuatan dari Brussels ke Inggris.

Seperti diketahui, May akan membahas di parlemen untuk menjelaskan usulnya agar Inggris mengadopsi peraturan Uni Eropa tentang barang setelah Brexit.

Menteri Luar Negeri Boris Johnson, seorang pejuang Brexit terkemuka, juga telah mengkritik rencana itu secara pribadi. Tetapi sejauh ini dia tidak mengatakan apa pun di depan umum sejak kabinet menandatangani proposal setelah pembicaraan maraton pada Jumat.

Davis ditunjuk dua tahun lalu untuk mengepalai Departemen yang baru dibentuk saat Keluar dari Uni Eropa setelah Inggris memilih untuk meninggalkan blok dalam referendum.

Dia menjadi wajah publik Brexit, memimpin delegasi Inggris dalam pembicaraan dengan Brussels. Namun perannya semakin dibayangi dalam beberapa bulan terakhir saat May dan para pembantunya mengambil peran lebih besar dalam negosiasi.

Pria berusia 69 tahun itu dilaporkan telah mengancam untuk berhenti beberapa kali karena kurangnya ketegasan dalam sikap negosiasi Inggris tetapi tetap setia kepada perdana menteri di depan umum.

Ketika dia berbicara kepada anggota parlemen kemarin, May mengharapkan ada pandangan kuat tentang Brexit di pemerintahannya dan juga akan mengumumkan pengganti Davis, Senin (9/7) ini. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya