Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Evakuasi di Ghouta Timur Dimulai

Haufan Hasyim Salengke
02/4/2018 19:35
Evakuasi di Ghouta Timur Dimulai
(AFP PHOTO / ABDULMONAM EASSA)

PEMBERONTAK mulai mengungsi dari basis oposisi terakhir di Ghouta Timur, Suriah, Senin (2/4), sehari setelah rezim sekutu Rusia mengumumkan kesepakatan untuk kantong itu.

"Sekelompok bus yang membawa sejumlah milisi Jaish al-Islam dan keluarga mereka meninggalkan Douma dalam persiapan mereka diangkut ke Jarabulus," kata kantor berita pemerintah Suriah, SANA. 

Douma merupakan sebuah kota yang dikuasai pemberontak di Suriah Utara.

Televisi negara mengatakan empat bus telah meninggalkan Douma, kota utama di Ghouta Timur dan satu-satunya benteng oposisi setelah enam pekan rezim yang didukung Rusia melancarkan serangan intensif.

Rusia pada Minggu (1/4) melaporkan kesepakatan telah dicapai bagi pejuang Jaish al-Islam untuk meninggalkan Douma. Tetapi kelompok pemberontak belum mengkonfirmasi perjanjian tersebut.

Pengambilan kembali Ghouta Timur akan menandai tonggak utama dalam upaya Presiden Bashar al-Assad untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang disita oleh faksi pemberontak, selama perang sipil Suriah yang sudah berlangsung tujuh tahun.

Pasukan Assad telah merebut kembali 95% Ghouta Timur sejak melancarkan serangan udara dan darat di daerah kantong yang dikepung pada 18 Februari. Namun ada harga yang harus dibayar, yaitu menewaskan 1.600 warga sipil dan menggusur puluhan ribu warga.

Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 350.000 orang dan menelantarkan jutaan orang, sejak pecah pada 2011. Hal itu menyusul penindasan brutal pasukan keamanan terhadap protes damai antirezim.

Sementara itu, korban selamat serangan senjata kimia di Khan Sheikhun, Suriah Utara, menuntut komunitas internasional untuk mengadili pelaku di balik insiden itu.

"Kami ingin komunitas internasional untuk mengambil sikap yang kuat ... Assad harus membayar," kata Abdulhamid Yusuf, 29. 

Yusuf kehilangan istri dan dua anaknya yang masih kecil dalam serangan yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad itu.

Setidaknya 80 orang tewas pada 4 April tahun lalu, ketika pesawat perang rezim Suriah menjatuhkan gas sarin di kampung di Khan Sheikhun di barat laut Suriah.

Para penyelidik kejahatan perang PBB mengatakan mereka memiliki bukti bahwa pasukan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan mematikan di Khan Sheikhun. Tetapi tuduhan itu telah ditolak oleh Damaskus dan sekutunya, Rusia. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya