Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Sentuhan Teknologi Ubah Petani Myanmar

(AFP/Arv/I-1)
19/2/2018 04:00
Sentuhan Teknologi Ubah Petani Myanmar
(AFP PHOTO)

San San Hla kini tidak lagi resah dalam melawan ngengat penggerek batang yang ditakuti dan merusak sawahnya di selatan Myanmar selama dua tahun terakhir. Perempuan petani asal Desa Aye Ywar, sebelah barat Yangon, itu telah punya senjata baru untuk melawan hama yang menakutkan itu, yakni sebuah aplikasi gratis yang dapat diunggah di ponsel pintar. Lewat aplikasi itu, ia dapat menyampaikan keluhan tentang serangan hama dan mendapat saran tentang penggunaan pestisida yang efektif. “Kami dulu hanya mengikut cara orangtua yang ditunjukkan kepada kami,” katanya.

“Tapi setelah mendapatkan aplikasi ini, saya sekarang melihat bagaimana kami bisa melakukan saran dari aplikasi, lebih baik menggunakan teknik yang tepat daripada hanya bekerja secara membabi buta,” tuturnya. San San Hla merupakan salah seorang petani yang sedang berkembang dan tengah beralih ke teknologi untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan di Myanmar. Di negeri yang tengah disorot lantaran kasus Rohingya itu, dua pertiga angkatan kerjanya bekerja di bidang pertanian.

Sektor ini mampu menyumbang sekitar 28% dari produk domestik bruto (PDB) Myanmar. Namun, hasil panen masih tergolong rendah akibat terputusnya akses petani akan teknologi modern dalam beberapa dasawarsa karena terisolasi peraturan junta militer.
Bagi orang-orang seperti San San Hla, aplikasi bisa menjadi jawabannya. Aplikasi itu memberi para petani informasi terkini tentang segala hal mulai dari cuaca, perubahan iklim, harga tanaman hingga saran mengenai pestisida dan pupuk.
Adanya fasilitas forum-forum diskusi dapat menghubungkan petani sehingga memungkinkan mereka bertukar kiat dan para ahli siap menjawab pertanyaan mereka.

Aplikasi yang diberi nama Green Way tersebut merupakan gagasan dari dua mantan mahasiswa pertanian, yang pada 2011 mendirikan sebuah laman jejaring untuk para petani. “Tapi, pada saat itu hanya beberapa petani yang memiliki akses internet,” kenang Yin Yin Phyu, 28, salah satu pendiri laman. Kemudian ponsel pintar pun hadir dan semuanya berubah. Saat Myanmar membuka pintunya, perusahaan telekomunikasi bergegas merebut pangsa pasar, mendorong Myanmar keluar dari era komputer desktop dan ponsel bergaya lama. (AFP/Arv/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya