DUA polisi dari kota yang dilanda kerusuhan rasial, Ferguson, Amerika Serikat (AS), ditembak, kemarin.
Insiden itu terjadi bersamaan dengan unjuk rasa yang memprotes perlakuan warga kulit hitam secara tidak adil oleh aparat kepolisian.
Seorang polisi ditembak bagian mukanya, sedangkan lainnya pada punggung.
Kepala kepolisian St Louis County Jon Belmar mengatakan unjuk rasa yang berlangsung di luar kantor polisi di Kota Missouri itu langsung bubar.
Dia menambahkan dua polisi itu tetap sadar kendati luka mereka serius.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi unjuk rasa di sejumlah titik di Ferguson.
Unjuk rasa itu dipicu perlakuan kasar anggota polisi kulit putih kepada sejumlah pria berkulit hitam.
Beberapa hari sebelumnya, Kepala Kepolisian Ferguson mengundurkan diri setelah Departemen Kehakiman AS merilis laporan penyelidikan penembakan fatal terhadap remaja kulit hitam tidak bersenjata, Michael Brown, oleh polisi kulit putih pada akhir Agustus 2014.
Brown ditembak polisi kulit putih, Darren Wilson. Penembakan itu memicu kemarahan, protes, dan perdebatan nasional soal tindakan rasial dan penegakan hukum di AS.
Pihak kejaksaan menyatakan Wilson tidak bersalah atas penembakan yang menewaskan Brown itu.
Belmar mengatakan saat unjuk rasa, terdengar tiga kali tembakan.
"Beberapa polisi berjaga di sana dan mereka (polisi) ditembak," jelasnya.