Milisi asal Indonesia Dibekuk di Marawi

POLISI Filipina menangkap seorang laki-laki berusia 22 tahun asal Medan, Indonesia.

Dia ditangkap kemarin di Kota Marawi, Filipina.

Menurut pejabat desa setempat, laki-laki itu berusaha melarikan diri saat dipergoki petugas.

Berdasarkan informasi, dia dan kelompoknya terlibat dalam serangan bunuh diri pada 2016 silam di Jakarta.

Pada serangan itu, delapan orang tewas.

Kelompok Negara Islam (IS) mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Pejabat berwenang Filipina mengatakan pemuda asal Indonesia itu ditangkap sehari setelah seorang anggota kelompok milisi Maute tewas dalam baku tembak.

Komandan Kelompok Tugas Ranao, Kolonel Romeo Brawner, menambahkan pria tersebut ditangkap pada pukul 07.00 waktu setempat di Barangay Loksadatu oleh anggota Tim Aksi Perdamaian Barangay.

Tersangka kemudian diserahkan ke polisi Marawi.

Saat ini, lanjut Romeo, penyidik militer dan kepolisian sedang menginterogasinya untuk mendapatkan informasi berharga lainnya.

Secara terpisah, kepolisian Fililpina mengungkapkan laki-laki warga Indonesia itu akan menghadapi tuduhan sebagai pelaku pemberontakan dan terorisme.

"Dia merupakan bagian dari anggota kelompok milisi saat pengepungan di Piagapo," kata Kepala Kepolisian Provinsi, Inspektur John Guyguyon.

Menurut polisi, laki-laki asal Indonesia itu tiba di Filipina tahun lalu atas undangan Ketua IS Filipina di Asia Tenggara, Isnilon Hapilon.

Guyguyon mengatakan kronologi keberadaan tersangka diperoleh dari informasi yang diberikan kepada tim yang menginterogasi.

Milisi Indonesia itu diketahui ikut merencanakan pengebom-an terhadap kamp militer di Filipina.

Tapi, hal itu batal terjadi karena serangan militer ke Marawi.

Selain itu, pihak berwenang juga menemukan sebuah senjata, sebuah granat, dan sejumlah uang dalam denominasi Filipina, Indonesia, dan Arab Saudi dari tangan tersangka.

Pembersihan

Setelah berakhirnya pertempuran antara militer Filipina melawan kelompok pemberontak dukungan IS di Kota Marawi, kini aparat sedang melakukan pembersihan terhadap sisa-sisa anggota milisi.

Filipina menyebar pasukan dalam jumlah yang banyak untuk menyisir Kota Marawi.

Mereka mencari anggota kelompok IS dan para simpatisan yang diyakini bersembunyi di terowongan wilayah pertempuran.

Operasi pembersihan di jantung area pertempuran akan terus berlanjut dan memerlukan waktu yang relatif lama.

Seperti diketahui, otak pemberontakan yaitu Hapilon telah tewas bulan lalu bersama pemimpin milisi Omar Maute.

Mereka berada dalam daftar teroris paling dicari pemerintah Amerika Serikat.