Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Bersatu Lawan IS,setelah itu Tuhan yang Tahu

(AP/Hym/I-1)
04/9/2017 04:31
Bersatu Lawan IS,setelah itu Tuhan yang Tahu
(AP Photo/Hussein Malla)

DUA pejuang, satu penembak jitu Arab, dan satu lagi komandan Kurdi, masing-masing memiliki dendam pribadi terhadap kelompok Islamic State (IS). Karena itu, mereka bahu-membahu di unit komando elite pasukan anti-IS yang didukung Amerika Serikat di Kota Raqqa, Suriah. Meski demikian, mereka memiliki visi yang sangat berbeda tentang apa yang terjadi begitu berhasil memberangus kelompok yang menunggangi Islam itu. Abdullah, pejuang Arab, khawatir kejatuhan IS di Raqqa hanya akan menjadi awal dari kekacauan.
Dia cemas bakal pecah gelombang pertumpahan darah di antara komunitas Arab Sunni di sana karena warga membalas dendam kepada tetangga mereka yang bergabung dengan kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.

Bagi Erdal, warga suku Kurdi dan komandan satuan, pertarungan untuk Raqqa ialah langkah untuk mewujudkan mimpinya, yaitu tegaknya otonomi di jantung Kurdi di Suriah Utara. Selanjutnya, dia dan banyak orang Kurdi lainnya yakin, akan bertempur melawan musuh mereka, Turki, yang telah mengirim pasukan ke Suriah untuk menggagalkan ambisi Kurdi. "Jika mereka tidak menginginkan konfrontasi (dengan Turki), (Washington) harus mencari solusinya," kata Erdal pada suatu sore baru-baru ini dari garis depan di Raqqa. Bahaya lain yang mengintai begitu IS jatuh ialah reaksi balik di antara populasi Arab Sunni di Raqqa terhadap orang Kurdi.

Banyak dari masyarakat tersebut sangat membenci ambisi Kurdi dan melihat impian untuk otonomi sebagai jalan membentuk negara sendiri. Pandangan kedua pria tersebut mencerminkan berbagai prioritas yang berbeda melalui aliansi antara pejuang Kurdi dan Arab yang tergabung dalam Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang disokong AS untuk berperang melawan kelompok IS. SDF telah membuktikan kesuksesan yang mengejutkan dalam menyatukan orang Kurdi dan Arab. Orang Kurdi yang lebih berpengalaman dan terorganisasikan mendominasi komando dan beberapa unit murni Kurdi atau murni Arab.

Pejabat AS mengatakan SDF, yang diperkirakan berjumlah 50 ribu pejuang, adalah 50% Arab, dengan anggota baru berasal dari daerah yang dibebaskan di Provinsi Raqqa. "Apa yang terjadi setelah IS (jatuh), hanya Tuhan yang tahu," kata Abdullah. Pekan ini, IS mengeluarkan sebuah video peringatan agar orang Arab tidak bergabung dengan Kurdi. "Anda akan menyesalinya," kata militan berjenggot yang duduk di tepian sungai. Ia mengatakan kepada suku-suku Arab bahwa mereka akan menghadapi 'balas dendam yang pahit'.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya