Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
BANGLADESH menawari Myanmar untuk melakukan operasi militer bersama dalam menumpas Tentara Penyelamatan Arakan Rohingya (ARSA) di Negara Bagian Rakhine. Negara pecahan India itu juga menghalangi para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekejaman militer Myanmar.
"Jika Myanmar mau, aparat keamanan kedua negara bisa melakukan operasi bersama untuk menumpas kelompok militan, aktor-aktor nonnegara atau Tentara Arakan di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Bangladesh yang tidak mau disebut namanya.
Tawaran kerja sama itu disampaikan dalam pertemuan kedua negara di Dhaka, Bangladesh, kemarin.
ARSA merupakan kelompok muslim Rohingya yang mengangkat senjata untuk melindungi warga minoritas itu dari tindakan semena-mena militer Myanmar. Kelompok kecil ini terbentuk setelah bertahun-tahun minoritas Rohingya mengalami penyiksaan oleh militer Myanmar.
Mereka mulai mengangkat senjata sejak Oktober tahun lalu. Serangan mereka bertambah gencar sejak Jumat (25/8).
Untuk menumpas kelompok tersebut, Myanmar menggelar operasi sapu bersih terhadap warga Rohingya di Rakhine. Sedikitnya 100 orang tewas dalam operasi tersebut.
Operasi sapu bersih militer Myanmar itu juga menyebabkan ribuan warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, untuk menghindari pembunuhan atau pemerkosaan. Sedikitnya 6.000 warga sipil Rohingya kini terlunta-lunta di dekat perbatasan Bangladesh. Mereka dicegat untuk memasuki negara itu.
Kondisi tersebut mendorong PBB mendesak Dhaka untuk membuka pintu bagi para pengungsi tersebut. "Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin atas laporan banyaknya warga sipil dibunuh selama operasi keamanan di Negara Bagian Rakhine," demikian pernyataan yang dikeluarkan juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric.
Dia menyerukan Bangladesh untuk meningkatkan bantuan terhadap warga sipil yang mencoba untuk melarikan diri dari kekerasan. "Sebagian besar yang melarikan diri adalah perempuan dan anak-anak. Banyak di antara mereka yang terluka," tegasnya.
Badan kemanusiaan PBB Human Rights Watch mengatakan mereka memiliki data satelit yang menunjukkan telah terjadi pembakaran di sekitar 10 permukiman di pinggiran Negara Bagian Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh. Desa-desa yang terbakar tersebut termasuk kawasan muslim Rohingya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved