Para Dokter pun Berlatih Taekwondo

16/5/2017 05:00
Para Dokter pun Berlatih Taekwondo
(AFP/PUNIT PARANJPE)

DOKTER ialah profesi yang sangat dihormati di masyarakat.

Tak mengherankan, sebagian besar anak bercita-cita ingin menjadi dokter.

Apalagi gaji \per bulan dokter di atas rata-rata profesi lainnya.

Berbeda halnya yang terjadi di India.

Di 'Negeri Hindustan', kendati memulihkan penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, profesi dokter justru memiliki risiko sangat besar.

Kejadian nahas salah satunya dialami dokter junior Rohith Kumar.

Ketika itu, Kumar menangani perempuan yang menderita gagal ginjal.

Karena penyakitnya sudah sangat kronis, pasien yang ditangani dokter Kumar itu tak bisa disembuhkan dan akhirnya meninggal.

Apa yang terjadi setelah pasien ginjal kronis itu meninggal? Lima belas orang dari kerabat pasien yang meninggal datang bergerombol dan mengamuk.

Tak sebatas itu, kerabat pasien pun memukuli dokter Kumar.

"India memiliki proporsi penduduk yang sangat besar dan akses pelayanan kesehatan sangat sulit," ucap Vivekanand Jha, Direktur Eksekutif George Institute for Global Health yang bermarkas di Kota New Delhi, India, pekan lalu.

Biaya pelayanan kesehatan di India pun tergolong sangat mahal dan sulit terjangkau bagi sebagian masyarakat India.

Pasien dan keluarga pasien pun harus mengeluarkan uang sedikit.

Besarnya biaya membuat mereka pun menuntut dokter harus dapat menyembuhkan pasiennya.

Menurut jurnal kesehatan Lancet, laporan studi 2016 di sebuah rumah sakit di New Delhi, sebanyak 40% dari total dokter pernah menjadi korban kekerasan oleh pasien dan keluarga pesien.

Pekan lalu, Asosiasi Medis India (IMA) mengatakan 75% dokter telah menjadi korban secara fisik dan verbal selama melayani pasien.

Aksi kekerasan terhadap perawat dan staf medis lainnya juga terjadi tetapi jumlah kasusnya lebih sedikit.

Ketua Asosiasi Dokter India Dr Vijay Gurjar mengatakan kekerasan yang dialami dokter akhir-akhir ini meningkat.

Sayangnya, pemerintah India belum mengambil langkah untuk melindungi para dokter.

"Tindakan preventif lebih baik daripada tindakan kuratif. Jika pemerintah tidak memberi perlindungan keamanan yang memadai, Anda harus mengambil tindakan yang bisa melindungi nyawa atau tubuh Anda," ujar Gurjar.

Untuk melindungi diri dari amukan keluarga pasien, 1.500 dokter yang tergabung dalam All India Institute of Medical Sciences (Aiims) di Kota Delhi mendapat pelatihan seni bela diri taekwondo sejak Minggu (15/5) lalu.

Para dokter tersebut akan berlatih taekwondo setiap sore di sebuah ruang kebugaran rumah sakit.

Dengan memiliki kemampuan bela diri, para dokter tidak lagi menjadi korban kekerasan pasien atau keluarga pasien yang kecewa. (The Guardian/Deri Dahuri/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya