Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global pada 2020 terdapat 2,4 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan, dan 23% di antaranya disebabkan oleh birth asphyxia. Di Indonesia, 37% kematian bayi disebabkan asfiksia. Birth asphyxia adalah kondisi ketika otak dan organ bayi mengalami deprivasi oksigen pada periode tepat sebelum, selama, atau setelah proses kelahiran. Asfiksia merupakan efek fisiologis dari hipoksia, yakni kondisi jaringan tubuh mengalami kekurangan oksigen.
Mengenal Asfiksia dan Metode Penanganannya<p>
Apa itu Asfiksia?
. Asfiksia didefinisikan sebagai kegagalan untuk mengatur pernapasan saat lahir.
. Salah satu penyebab utama kematian neonatal dini.
Asfiksia Masuk 5 Besar Penyebab Kematian Bayi di Dunia pada 2019
Penyebab Jumlah Kematian
Kelahiran prematur 999,58 ribu
Ensefalopati karena asfiksia dan trauma 851,36 ribu
Infeksi saluran pernapasan bawah 763,22 ribu
Cacat bawaan lahir 608,46 ribu
Diare 435,46 ribu
Persentase Kematian Bayi akibat Asfiksia
. Global: 23%
. Indonesia: 37%
Metode Pemantauan Kondisi Oksigen Janin
Cardiotocography (CTG)
. Banyak digunakan dokter.
. Tidak bebas dari risiko karena invasif.
Fetal Oximeter (Fetox)
. Mendiagnosis dan meminimalkan komplikasi akibat hipoksia selama kehamilan secara noninvasif.
. Dapat digunakan secara aman dan portabel.
Cara Kerja Fetox
. Alat terhubung dengan software.
. Software yang dikembangkan berupa program yang dapat diakses melalui laptop, komputer, dan ponsel pintar.
. Back-end program akan memproses data saturasi oksigen yang ditransfer <i>control board<p>.
. Data saturasi oksigen akan divisualisasikan dalam bentuk grafik, hasil tingkat, dan status kondisi.
. Jika Fetox mendeteksi saturasi oksigen di bawah 30%, program <i>user interface<p> menunjukkan peringatan janin dalam kondisi kritis.
Kondisi Saturasi Oksigen
. Normal: 40%-70%
. Kritis: < 30%