Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

ASI Eksklusif Penting di Tengah Pandemi Covid-19

Media Indonesia
14/8/2020 14:55
ASI Eksklusif Penting di Tengah Pandemi Covid-19
Grafis Pesan Menyusui Dunia.(Grafis/MI)

MEMPERINGATI pekan menyusui dunia pada 1-7 Agustus 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF meminta pemerintah mempertahankan akses dan layanan untuk memungkinkan para ibu tetap menyusui selama masa pandemi covid-19.

Sebab, proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif amat membantu anak-anak bertahan hidup dan membangun antibodi agar terlindung dari berbagai penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak seperti diare dan pneumonia.

Berdasarkan bukti di lapangan, menunjukan anak yang mendapatkan ASI lebih baik pada tes inteligensi, kemungkinan mengalami obesitas dan kelebihan berat badan lebih kecil, serta risiko diabetes pada dewasa lebih rendah.

Peningkatan angka ibu menyusui secara global berpotensi menyelamatkan nyawa lebih dari 820.000 anak usia balita dan mencegah penambahan 20.000 kasus kanker payudara pada perempuan setiap tahunnya.

Namun, di Indonesia, hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5% anak yang masih mendapatkan ASI pada usia 23 bulan. Artinya, hampir setengah dari seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi yang mereka butuhkan selama dua tahun pertama kehidupan.

Sebab, ternyata lebih dari 40% bayi diperkenalkan terlalu dini kepada makanan pendamping ASI, yaitu sebelum mereka mencapai usia 6 bulan, dan makanan yang diberikan sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Apalagi, dengan kondisi pandemi covid-19, akses kepada layanan esensial seperti konseling menyusui di rumah sakit, klinik kesehatan, dan melalui kunjungan ke rumah terganggu.

Bahkan, informasi tidak tepat yang beredar tentang keamanan menyusui menurunkan angka ibu menyusui karena para ibu takut menularkan penyakit kepada bayi mereka.

“Saat ini ketika layanan kesehatan masyarakat terhambat, kita sangat perlu memahami manfaat luar biasa dari ASI dan interaksi ibu dan bayinya dalam mencegah penyakit yang sering terjadi di masa kanak-kanak serta mempromosikan kesehatan dan perkembangan anak,” ungkap Perwakilan WHO untuk Indonesia Dr Paranietharan. (Gan/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya