Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Toleransi semakin Membumi

Dede Susianti
26/12/2015 00:00
Toleransi semakin Membumi
Umat Katolik menuju lokasi parkiran Masjid Istiqlal seusai mengikuti Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Jumat (25/12).(ANTARA/Sigid Kurniawan)

"LANTUNAN azan, dentangan lonceng, beriringan, bergantian. Itu semakin menyejukkan hati. Dengan momen ini, Desember ini istimewa." Kalimat itu meluncur dari mulut Romo Endro Susanto, Pastur Pembantu Gereja Paroki Santa Perawan Maria, Katedral Bogor, untuk menggambarkan betapa toleransi antarumat beragama sungguh membesarkan hati.

Bagi Romo Endro, peringatan Natal tahun ini lebih berarti karena beriringan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Natal dirayakan umat kristiani, kemarin, sedangkan Maulid Nabi diperingati umat muslim sehari sebelumnya.

Rasa syukur pun ia ucapkan karena peringatan berlangsung sangat kondusif, bahkan pihaknya mendapat dukungan nyata dari umat Islam saat beribadah Natal.

"Selain kepolisian, saudara-saudara kita dari GP Ansor juga ikut mengamankan perayaan Natal. Itu dukungan buat kami. Padahal, mereka tengah memperingati Maulid Nabi," ujar Romo Endro, kemarin.

Di sela khotbah Natal, pihaknya tak lupa pula mengucapkan selamat kepada umat Islam yang memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

"Dialog kita bukan hanya teori, tetapi ditunjukkan dengan aksi nyata."

Toleransi juga tampak membumi di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Jakarta, yang letaknya berdekatan.

Kemarin, Misa Natal di Gereja Katedral berlangsung lancar dan khidmat. Begitu pula pelaksanaan salat Jumat di Masjid Istiqlal.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pengelola Masjid Istiqlal juga menyediakan tempat parkir mobil bagi jemaat Gereja Katedral.

"Ini bentuk kerukunan umat beragama. Tak hanya saat Natal, kami juga terus memberikan bantuan lahan parkir jika Katedral kelebihan pengunjung," kata Ketua Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Mubarok.

Di sejumlah daerah, toleransi sangat terasa pula. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, misalnya, 50 personel Banser NU disebar untuk mengamankan 14 gereja yang tengah menggelar ibadah Natal.

"Kami bersama aparat kepolisian dan TNI ikut mengamankan Natal. Ini sudah menjadi agenda rutin," tutur Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, Ricky Assegaf.

Hal yang sama terjadi di Cilacap, Jawa Tengah.

Begitu pula di Kupang, Nusa Tenggara Timur, sekitar 100 pemuda muslim ikut mengamankan perayaan Natal di gereja-gereja.

Seakan tak mau ketinggalan untuk merajut kebersamaan, Perhimpunan Pemuda Hindu juga ikut mengamankan umat Kristen yang tengah beribadah Natal.

Momentum terbaik

Sambutan positif pun mengemuka dari sejumlah kalangan atas toleransi yang semakin membaik tersebut.

Rohaniwan Romo Benny Susetyo mengatakan peringatan Maulid Nabi dan perayaan Natal dalam waktu berdekatan dan berlangsung damai bisa dijadikan spirit dan inspirasi merajut persaudaraan anak bangsa.

Momentum itu seharusnya juga dijadikan kekuatan untuk menyatukan elite politik.

"Kekuatan bangsa Indonesia terletak dalam persatuan. Tidak lagi membedakan agama, suku, dan etnik. Gaduh politik selama ini lebih banyak membuang energi bangsa," tukas Romo Benny.

Menurut Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, peringatan Maulid Nabi dan perayaan Natal yang kondusif merupakan modal dasar untuk terus memelihara keberagaman ke depan.

"Keberagaman sudah terawat dengan baik."

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian juga menilai toleransi antarumat beragama semakin membaik sehingga perayaan Maulid Nabi dan Natal berlangsung damai.

(Tim/X-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya