Tak Ada Libur Natal di Negeri Formosa

MI/ANATA SYAH FITRI
23/12/2015 00:00
Tak Ada Libur Natal di Negeri Formosa
(MI/ANATA SYAH FITRI)
TABURAN lampu neon mungil menghiasi deretan tanaman di kompleks kampus Fu Jen Catholic University di kawasan Xinzhuang, Taiwan, sejak Desember dimulai. Meski musim dingin di Taiwan tanpa salju, pijar lampu putih kebiruan di hamparan taman kampus itu tampak bagai butiran salju yang diidentikkan dengan Natal.

Sama seperti di berbagai sudut Kota Taipei lainnya, pohon Natal besar berdiri megah di gerbang masuk salah satu kampus terluas di Taipei tersebut.

Tak hanya mahasiswa yang berkerumun di sejumlah instalasi hiasan Natal. Pengunjung umum pun tampak bersemangat menikmati suasana Natal di kampus yang terletak di Jalan Zhongzheng, Distrik Xinzhuang, New Taipei City, itu.

"Kalau kita lihat dari tampilan fisik atau lahiriah, Natal di Taiwan, kita bisa melihat kesannya justru lebih antusias. Suasana dan hiasan khas Natal kita lihat di mana-mana, bahkan di kampus ini sejak 1 Desember," ujar Romo Diosesan Norberthus Nuho Tukan ketika ditemui Media Indonesia, empat hari menjelang Natal.

Beberapa anak muda terlihat asyik menuliskan doa dan harapan pada secarik kertas, kemudian menggantungkannya pada beberapa instalasi rumah kayu berhiaskan untaian lampu.

Tepat di tengah plaza taman, terlihat instalasi paling mencolok. Replika kandang domba, lengkap dengan patung bayi Yesus saat baru lahir. Pada atapnya, terpasang pula ratusan kertas doa. Sebagian orang melemparkan kertas doa mereka ke dalam instalasi tersebut.

"Ini berpadu dengan tradisi mereka. Biasanya orang ke kuil Buddha menempelkan kertas doa," tutur Imam Keuskupan Pangkalpinang Bangka Belitung yang kini menetap di Taiwan itu.

Area publik dan pusat keramaian seperti mal dan stasiun berhiaskan pohon Natal lengkap dengan ornamen nuansa khas Natal. Begitu juga di sekolah dan kampus.

Padahal, Taiwan tak merayakan Natal. Pemerintah Taiwan tak menetapkan hari-hari besar keagamaan, termasuk Natal sebagai hari libur nasional. Warga Taiwan tetap sibuk beraktivitas seperti hari biasa.

Namun, pada perayaan Natal pertamanya di Taiwan, Romo Norberthus sempat tercengang melihat sejumlah warga Taiwan yang bukan umat Katolik datang pada khotbah refleksi yang digelar di kawasan Banqiao. "Setelah saya tanya, ternyata ada juga yang bukan umat. Bahkan, ada yang tidak beragama. Mereka bilang tertarik mendengar khotbah dan ingin kenal Yesus."

Tanpa keluarga
Sepekan menjelang Natal, keresahan dirasakan Laurencia Agustina, 30. Terdengar lirih suaranya menyapa keluarga lewat telepon seluler, sambil memandangi cahaya hiasan Natal berbentuk instalasi bayi Yesus dan Tiga Orang Majus dari Timur di pelataran yang bersisian dengan pelabuhan kecil.

Ini ialah Natal pertamanya di Taiwan sekaligus Natal pertama tanpa berkumpul dengan keluarga. "Sedih karena kampus tidak libur. Paling hanya bisa berkontak lewat telepon dan media sosial dengan keluarga di Indonesia," ujarnya di pelataran Maritime Plaza, Kota Keelung, Taiwan.

Bagi para perantau yang baru tinggal di Taiwan, Natal tanpa hari libur memang terasa mengejutkan. Hal yang sama dirasakan Gerson Gonzales, 25, pelajar asal Honduras.

Walau demikian Jefrico dan kawan-kawan gerejanya tetap berusaha mewujudkan semangat kasih dan damai Natal. "Kita kumpul makan malam bersama dan bagi kartu ucapan Natal di pasar malam Ximending," ia mengenang Natal tahun lalu. (S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya