Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
Di tengah isu terorisme, Presiden Jokowi menjamin perayaan Natal dan Tahun Baru berlangsung aman.
SUASANA berbeda tampak di Wihara Dhanagun di Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, atau dikenal juga dengan Kampung Pecinan. Ada dua pohon Natal yang ditempatkan di halaman wihara.
Sang pengelola wihara menyebutkan pohon cemara hias itu disebut sebagai pohon kebersamaan. Dari tampilan memang cukup sederhana, hanya dihiasi dengan lampu hias. Ketika malam, pohon kebersamaan itu tampak indah.
Di penghujung 2015, hari besar keagamaan terjadi dalam waktu berdekatan, yakni 24 Desember Maulid Nabi Muhammad SAW dan 25 Desember Hari Natal. Hari besar yang berdekatan dua agama di Indonesia, Islam dan Kristen, itu diharapkan menjadi momentum merayakan keberagaman.
Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengajak umat Kristen di Indonesia untuk membangun hidup bersama berdampingan dengan semua warga negara.
"Kata kuncinya ialah hidup bersama. Diharapkan dengan semangat Natal, berusaha membangun hidup bersama yang lebih adil, yang lebih sejahtera, dan siap hidup berdampingan dengan siapa pun WNI, kendati ada segala macam perbedaan," urai Suharyo seusai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Suharyo dan para pemuka agama dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menemui Presiden Jokowi.
Ketua Umum PGI Henriette Tabita Hutabarat-Lebang menekankan soal momentum Natal untuk mengubah diri semakin baik. "Kita mulai revolusi mental ini yang dicanangkan Presiden. Menurut kami itu harus kita mulai dari diri sendiri, diwarnai dengan keyakinan iman kita masing-masing.
"Presiden Jokowi dipastikan menghadiri perayaan Natal 2015 secara nasional di Kupang, NTT, Senin, 28 Desember. Dalam kesempatan itu Jokowi akan mengelilingi beberapa kota di timur Indonesia. Presiden dijadwalkan kembali berkantor di Istana Jakarta sebelum pergantian tahun. Selain para pemuka agama, Presiden juga menerima para cendekiawan dan budayawan di Istana Negara, kemarin.
Tumbuhkan toleransi
Secara terpisah, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yakub mengatakan berdekat-annya peringatan Maulid Nabi SAW dengan Natal diharapkan semakin menumbuhkan sikap toleransi antarumat bergama di Indonesia.
"Bagi umat Islam sikapnya sudah jelas seperti yang diajarkan Alquran, lakumdinukum waliyadiin, yang artinya nonmuslim punya hak untuk beribadah dan umat Islam tidak akan mengganggunya. Sebaliknya umat Islam punya hak menyambut Maulid Nabi SAW dan nonmuslim juga harus menghormatinya," katanya saat dihubungi, tadi malam.
Menurut KH Ali Mustafa, Nabi Muhammad SAW dulu juga mempraktikkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. "Pada zaman Nabi dulu ada lima agama, yakni Islam, Nasrani, Yahudi, Majusi, dan sinkretisme yang hidup berdampingan secara damai tanpa saling mengganggu," terangnya.
Ahli hadis itu menambahkan pemerintah Indonesia pada dasarnya juga sudah memiliki sikap tegas dalam toleransi beragama. "Hal itu sudah ada di UUD 1945 yang digagas oleh founding fathers (pendiri bangsa)," pungkasnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengharapkan perayaan hari besar keagamaan tidak dilakukan berlebihan. "Sederhana saja. Tidak perlu menunjukkan kelebihan materi karena itu bisa dipersepsikan sebagai dominasi yang akan memicu kecemburuan," ujar Din.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu juga meminta perayaan jangan mencampuradukkan keyakinan karena hal itu akan menyulut intoleransi yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
Terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru, Presiden Jokowi menjamin akan berlangsung aman. "Itu yang kita perlu untuk disampaikan kepada umat," ujar Ketua PGI Bambang H Widjaja seusai bertemu Presiden.
Menjelang Natal dan pergantian tahun dari 2015 ke 2016, warga Jakarta diminta tetap tenang dan tidak termakan isu ancaman terorisme.
"Warga tetap tenang menjalankan ibadah Natal, insya Allah gereja kita amankan," tegas Wakapolda Metro Jaya Brigjen Nandang Jumantara seusai apel bersama di lapangan parkir JCC, Senayan, Jakarta, kemarin. (Sto/DD/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved