Headline

Istana minta Polri jaga situasi kondusif.

Kesederhanaan dan Dedikasi Pak Raden Jadi Inspirasi

Try/Gol/M-6
01/11/2015 00:00
Kesederhanaan dan Dedikasi Pak Raden Jadi Inspirasi
(MI/ADAM DWI)
DRS Suyadi atau akrab disapa Pak Raden meninggal dunia Jumat (30/10) malam. Kreator film Boneka si Unyil itu meninggal dalam usia 82 tahun setelah menderita radang paru. Kemarin, dia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.30 WIB. Keluarga dan kolega mengiringi kepergian sang maestro dongeng itu ke tempat peristirahatan terakhir. Beberapa yang tak asing, di antaranya aktris senior Jajang C Noer dan Abdul Hamid, pria yang dikenal sebagai sosok Pak Ogah, tokoh dalam film boneka tersebut.

Nama Pak Raden muncul dan melekat dalam ingatan publik karena Suyadi-lah yang menyulihsuarakan tokoh itu dalam film Boneka si Unyil. Tokoh Pak Raden digambarkan sebagai orang tua berkumis dan memakai blangkon. Satu lagi ciri khasnya ialah sifatnya yang kikir.

Namun, dalam kesehariannya Pak Raden merupakan sahabat bagi anak-anak. Mereka yang tumbuh remaja di era 80-an, banyak belajar dari film Boneka si Unyil, berikut tokoh-tokoh yang dia ciptakan di film itu. "Film Si Unyil menghibur, kata-kata dan tema yang diangkat dekat dengan kehidupan sehari-hari seperti pentingnya budi pekerti, moral, kesopanan, tidak boleh mencuri dan lain-lain,'' ujar presenter Indra Bekti saat dihubungi, Sabtu (31/10).

Indra mengaku pernah bertemu langsung dan mewawancarai Pak Raden dalam salah satu acaranya. Sosok Pak Raden diakuinya sangat ramah dan dekat dengan junior-juniornya.

"Aslinya Pak Raden humble banget, mau mengajari junior, hafal dengan nama-nama juniornya. Senior seperti itu sudah jarang sekali. Bahkan setelah besar saya baru tahu bahwa Pak Raden ialah yang menciptakan tokoh dan ide cerita Si Unyil. Unyil ialah milik Pak Raden," kata Indra.

Abdul Hamid alias Pak Ogah merasa terpukul dengan wafatnya Pak Raden. Pria berkepala plontos ini mengenang kebersamaannya bersama Pak Raden, termasuk candaan yang kerap dilemparkan mereka berdua. "Kita sering bercanda, kira-kira siapa nanti yang duluan (meninggal). Ternyata dia duluan," kenang pria yang kerap melontarkan kalimat cepek dulu ini saat ditemui di TPU Jeruk Purut.

Semasa hidup, Pak Ogah mengenal sosok Pak Raden sebagai pribadi tertutup. "Dia suka bercanda, tapi enggak pernah cerita tentang kemauan atau cita-citanya," jelasnya.

Dedikasi Pak Raden di bidang kesenian dan pendidikan anak dinilai cukup besar. Acap kali, Pak Raden bersedia hadir di acara kesenian meski sedang tidak enak badan. "Pernah suatu hari dia sakit, tapi tetap datang untuk menjadi juri melukis. Saya salut sekali sama dia," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya