Headline

BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia

Hewan dengan Indra Pendengaran Terbaik, Mana yang Paling Unggul?

Iko Amraeny
01/9/2025 12:56
Hewan dengan Indra Pendengaran Terbaik, Mana yang Paling Unggul?
Ilustrasi(freepik)

Kelelawar dan ngengat lilin besar dikenal memiliki kemampuan pendengaran yang luar biasa. Ngengat, misalnya, bisa mendengar frekuensi hingga 300 kilohertz, 15 kali lebih tinggi dibanding kemampuan manusia. Para ahli menyatakan bahwa “pendengaran terbaik” pada hewan bersifat relatif, karena setiap spesies memiliki kelebihan tersendiri. Contohnya, burung hantu dapat menemukan mangsa di kegelapan, sementara lumba-lumba, kelelawar, dan pinniped mampu mendengar dengan baik baik di darat maupun di laut.

Berikut kategori hewan dengan pendengaran terbaik sesuai dengan kemampuan menangkap suara. 

Pendengaran untuk menemukan mangsa: Burung Hantu

Burung hantu berburu di malam hari dengan mengandalkan pendengaran ultrasensitif untuk melengkapi penglihatan mereka yang terbatas dalam cahaya redup. Mereka mampu menangkap suara halus tikus yang berlari di bawah tumpukan salju atau dedaunan, lalu segera menentukan posisi mangsanya.

Kemampuan ini didukung oleh adaptasi khusus. Bulu di wajah burung hantu membentuk cekungan menyerupai piring yang berfungsi mengarahkan suara ke telinga. Selain itu, posisi telinga kanan dan kiri yang tidak sejajar membuat suara masuk dengan sedikit perbedaan waktu, sehingga burung hantu dapat menghitung lokasi sumber suara secara tepat.

Pendengaran untuk memahami lingkungannya: Kelelawar dan Lumba-lumba

Walaupun tinggal di habitat yang sangat berbeda, kelelawar dan lumba-lumba memiliki satu kemampuan luar biasa yang serupa, yaitu ekolokasi.

Ekolokasi bekerja dengan cara menghasilkan suara yang kemudian dipantulkan kembali oleh objek di sekitar, lalu hewan mendengarkan gema tersebut. Dengan teknik ini, lumba-lumba dan beberapa jenis kelelawar mampu membangun peta lingkungannya melalui suara. Prinsip ini mirip dengan sonar, tetapi kemampuan ekolokasi hewan jauh lebih maju dibandingkan teknologi buatan manusia. 

Kelelawar terbantu oleh telinga luar besar yang mengumpulkan suara dan bagian otak besar yang memproses informasi auditori, sementara lumba-lumba memiliki saraf pendengaran 2–3 kali lebih tebal dari mamalia darat serta menggunakan endapan lemak di sekitar rahang untuk mendeteksi suara di air.

Kedua hewan ini sama-sama memiliki mekanisme khusus di telinga yang meredam suara mereka sendiri agar tidak tuli oleh panggilan ekolokasi.

Pendengaran di darat dan di air: Pinniped

Kelompok hewan pinniped yang meliputi anjing laut, walrus, dan singa laut, sering terabaikan kemampuan pendengarannya.

Setiap hewan memiliki sistem pendengaran yang disetel untuk lingkungan tempat mereka paling sering berada. Bayangkan ketika kita mencelupkan kepala ke dalam air, suara menjadi teredam, terdistorsi, dan sulit dikenali arahnya. Itu karena telinga kita didesain untuk mendeteksi gelombang suara di udara, sehingga gelombang suara dalam air terdengar aneh bagi kita. Hal yang sama juga berlaku untuk hewan laut — telinga mereka didesain untuk mendeteksi gelombang suara dalam air.

Namun, karena pinniped berburu di lautan dan kawin serta membesarkan anak di darat, mereka harus mampu mendengar dengan baik di kedua lingkungan tersebut. Faktanya, beberapa pinniped dapat mendengar hampir sebaik burung hantu, dan beberapa dapat mendengar hampir sebaik lumba-lumba di bawah air. 

Untuk bisa mendengar dengan baik di darat maupun di air, pinniped menggunakan mekanisme unik yaitu mereka mengisi ruang kosong di telinga tengah dengan darah ketika berenang. Hal ini memungkinkan gelombang suara bawah air terus merambat melalui cairan di telinga tengah, sehingga meminimalkan distorsi suara. Saat kembali ke darat, telinga mereka terisi udara lagi, sehingga mereka dapat mendengar gelombang suara di udara. (Livescience/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya