Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BELAKANGAN ini, media sosial ramai membicarakan kulit pisang yang disebut-sebut bisa menjadi “botox alami” untuk menghempaskan kerutan. Banyak yang mencoba mengoleskan bagian dalam kulit pisang ke wajah, berharap mendapatkan kulit lebih kencang dan awet muda.
Namun, apakah klaim ini benar secara ilmiah, atau hanya mitos belaka?
Para ahli dermatologi menegaskan bahwa klaim ini tidak terbukti.
Botox medis bekerja dengan cara melemahkan otot wajah sehingga kerutan berkurang. Efek ini hanya bisa dicapai melalui suntikan toksin botulinum oleh tenaga medis berlisensi.
Kulit pisang memang mengandung vitamin (A, C, E), mineral (kalium), dan antioksidan seperti lutein. Namun, tidak ada bukti bahwa zat tersebut bisa menembus kulit secara efektif hingga menimbulkan efek seperti botox.
“Tidak ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim bahwa kulit pisang bisa menggantikan botox. Efek yang diberikan hanya sekadar melembapkan sementara," ungkap Dr. Helen He ahli dari Department of Dermatology, Mount Sinai, New York.
Meski bukan botox, kulit pisang masih memiliki beberapa manfaat kecil:
Namun, manfaat ini tidak signifikan dan jauh berbeda dari hasil perawatan medis anti-aging.
Walau umumnya aman, penggunaan kulit pisang di wajah bisa menimbulkan risiko kecil:
Oleh karena itu, jika ingin menggunakan kulit pisang, pastikan kulit sudah dicuci bersih dan lakukan uji coba di area kecil terlebih dahulu.
Klaim bahwa kulit pisang bisa menjadi botox alami untuk hempaskan kerutan adalah mitos.
Kulit pisang memang mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk kulit, tetapi efeknya hanya sebatas pelembap ringan, bukan penghilang kerutan permanen.
Jika ingin hasil nyata untuk anti-aging, pilihan yang lebih efektif antara lain:
Sumber
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved