Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Pada Wisudawan UT, Kemenko PMK Paparkan Arah Pembangunan SDM Indonesia di Masa Depan

Despian Nurhidayat
28/7/2025 16:12
Pada Wisudawan UT, Kemenko PMK Paparkan Arah Pembangunan SDM Indonesia di Masa Depan
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kemenko PMK, Ojat Darojat.(MI/Despian N)

DALAM gelaran Wisuda Tahun Akademik 2024/2025 Genap Wilayah 3, Universitas Terbuka (UT) menggelar seminar yang menghadirkan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kemenko PMK, Ojat Darojat sebagai narasumber utamanya. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari tradisi akademik UT yang bertujuan untuk memberikan bekal dan inspirasi menjelang prosesi wisuda, sekaligus mempererat hubungan UT dengan mitra strategis di berbagai sektor.

Deputi Ojat mengatakan bahwa isu strategis dia sampaikan dalam kesempatan ini adalah terkait dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk masa depan Indonesia.
 
“Nah ini sangat terkait dengan apa yang sekarang sedang dilakukan di Kemenko PMK, di mana kita melihat bahwa kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi itu memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai sisi kehidupan manusia, di mana kita masih era baru, hampir seluruh sisi kehidupan kita itu dipengaruhi oleh kemajuan yang dicapai dalam bidang itu tersebut termasuk juga dalam penyelenggaraan pendidikan,” ungkapnya di Kampus UT, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Senin (28/7). 

PROGRAM AI
Dengan masifnya penggunaan digital di masyarakat, tentu harus membuat masyarakat semakin berhati-hati agar pemanfaatan teknologi ini dapat memberikan dampak positif terhadap penyiapan generasi ugul di masa depan. “Jangan sampai nanti anak-anak kita teracuni oleh kabar-kabar hoaks, oleh propaganda-propaganda, sehingga nanti akan mencederai persatuan dan kesatuan di negara kita. Ini sangat berbahaya,” tegas Deputi Ojat. 

Oleh karena itu, pemerintah saat ini memiliki beberapa program terkait dengan kecerdasan artifisial atau AI, salah satunya adalah bijak dalam menggunakan AI. “Untuk bisa bijak dalam AI itu artinya kan kita harus mengedukasi anak-anak kita supaya mereka bisa memfilter berbagai informasi yang terjadi di media masa, di ruang-ruang publik. Jangan sampai mereka nanti teracuni oleh berbagai versi hoaks, propaganda yang negatif, sehingga itu nanti akan berdampak negatif terhadap persepsi mereka,” tuturnya. 

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk membuat AI ciptaan dalam negeri. Rencananya hal ini akan berlangsung dalam jangka panjang dan saat ini masih dalam tahap pengembangan.  “Kita punya orang-orang yang hebat, punya yang jago, bagaimana kita bukan hanya bijak dalam AI, tetapi juga kita bisa membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia, yang saya sebut sebagai AI developer dan AI partner yang sangat dibutuhkan untuk membangun Indonesia di masa depan,” tegas Ojat. 

“Bapak Menko PMK juga pernah menyampaikan bahwa kita tidak mungkin mampu mengalahkan orang yang dilengkapi dengan AI. Artinya apa? AI sebagai tools itu sangat dibutuhkan oleh kita, tetapi bukan dalam konteks pengertian dengan AI itu sesuatu yang sudah diterima oleh kita tanpa filter, tetapi justru dengan AI itu kita akan membuat anak-anak membangun critical thinking,” sambungnya.

STRATEGI PEMBANGUNAN AI
Pemerintah melalui Komdigi, lanjut Deputi Ojat, saat ini sedang membuat Strategi Nasional Pembangunan AI untuk Indonesia yang berisi tahapan pengembangan AI, peta jalan 5 tahunan, strategi mencapai AI nasional, implementasi, dan lain sebagainya. 
 
“Tentu di dalam kerangka itu juga mereka menyiapkan tentang etika pembangunan AI, dan termasuk juga di lembaga-lembaga pendidikan. Kemendikdasmen juga sedang menyempurnakan kurikulum, terutama terkait dengan kurikulum pembelajaran AI dan coding, dari mulai jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA,” jelas Ojat. 

PEMBELAJARAN AI
Di tempat yang sama, Rektor UT, Dr. Mohamad Yunus, menambahkan bahwa pihaknya sudah menerapkan pembelajaran AI sejak 3 tahun lalu terkait dengan tutorial dan lain sebagainya. Saat ini, pihaknya sedang menyusun agar penggunaan AI hanya dijadikan sebagai alat bantu bagi para mahasiswa. 

“Kita sedang mengkaji adjustment yang harus dilakukan supaya AI ini hanya sebagai tools dan tidak boleh mahasiswa mengandalkan AI saja. Jadi kreativitas, critical thinking, tetap terpacu dan terjaga,” tegas Yunus.

Melalui kegiatan seminar ini, UT kembali menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi negeri berbasis digital yang tidak hanya berfokus pada proses akademik, tetapi juga pada pembangunan jejaring dan karakter. Di tengah dinamika transformasi digital, UT terus berupaya menjadi ruang kolaborasi yang inklusif, terbuka, dan mampu merespons tantangan zaman dengan solusi nyata. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya