Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERKUMPULAN Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) menggelar acara Hari Kebaya Nasional (HKN) di Kebun Raya Bogor. Acara tersebut dihadiri ratusan perempuan dari berbagai organisasi pelestari budaya nusantara hingga pemuda dan anak disabilitas.
“Kami benar-benar bersyukur karena gerakan pelestarian kebaya yang diinisiasi oleh PBI sejak 2014 semakin besar gaungnya. Berbagai organisasi perempuan sama-sama bergerak untuk merayakan HKN yang ke-2 ini,” ujar Rahmi Hidayati, ketua Umum PBI yang menggagas gerakan pelestarian kebaya sejak 2014, dalam keterangannya, Kamis, (24/7).
Menurutnya, yang sangat mengharukan dalam acara HKN kali ini adalah kesediaan anak-anak disabilitas berbagai usia untuk tampil mengisi acara peragaan busana kebaya. Mereka yang berada di bawah organisasi Disability for Ability Anggalang ini diperkenalkan satu persatu dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kesamaan mereka semua adalah kegembiraan tampil berkebaya dengan aneka jenis dan beragam model kain.
“Memang tugas kita untuk memperkenalkan dan mengajak generasi muda mencintai busana peninggalan leluhur Nusantara ini. Bahwa anak-anak disabilitas memiliki kekurangan secara psikologis maupun fisik, namun penghargaan mereka kepada kebaya sungguh sesuatu yang mengharukan dan memperbesar semangat kami penggiat pelestarian kebaya ini,” ujar Rahmi.
Dia menjelaskan, PBI menginisiasi dan secara aktif menggerakkan program Kebaya Goes To School, Kebaya Goes To Campus, Kebaya Goes To Office, dan Kebaya Goes To The World. Hingga saat ini, berbagai cabang di dalam maupun luar negeri menggelar gerakan berkebaya ke generasi muda. Antara lain soal pengenalan sejarah keberadaan kebaya, jenis-jenis kebaya dan tutorial berkain. Intinya, ujar Rahmi, generasi muda tidak menolak berkebaya karena dianggap ribet dan kuno.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dekranasda Kota Bogor Yantie Rachim mengingatkan bahwa anak-anak tidak bisa dipaksa berkebaya. Tugas ibu-ibu lah untuk membuat mereka merasa suka berkebaya dengan cara memperkenalnya dengan cara yang membuat mereka senang. “Kita perlu bergerak bersama,” ujarnya.
Acara yang berlangsung sejak pukul 09.00-13.00 WIB tersebut dimeriahkan oleh Komunitas Angklung Bekasi yang tampil sebanyak 36 orang. Tidak hanya ibu-ibu, tapi juga bapak-bapak dengan latar belakang profesi mulai TNI berpangkat Jenderal, Komisaris dan Direksi BUMN, sampai dosen perguruan tinggi bergelar professor.
Tampil pula penari dari Bakul Budaya Universitas Indonesia yang membawakan tari Merak, tarian Lavani oleh PBI Jakarta, tari Gending Sriwijaya oleh Penari Penjaga Negeri, termasuk penampilan lenong oleh komunitas Blankonde. Sementara acara peragaan busana didukung para desainer kebaya ternama seperti Arsita, Harni irianiParita Avalokitesvara dan Isabella Koraag. (H-3)
Memberi santunan serta memberi makan untuk orang banyak merupakan cerminan kehidupan merajut kebersamaan, mengasah kepekaan sosial di tengah masyarakat.
Pembangunan kota yang ideal bukan hanya diukur dari tingginya infrastruktur atau besarnya investasi, melainkan juga dari seberapa besar perhatian masyarakat terhadap kelompok rentan.
Dengan kehadiran Graha Disabilitas ini diharapkan menjadi tempat untuk mengembangkan diri para penyandang disabilitas.
DS diduga melakukan pelecehan terhadap seorang pasien berumur 16 tahun yang mengalami disabilitas.
Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos Fatma Saifullah Yusuf menyebutkan hal tersebut mengingat momen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang semakin dekat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved