Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Tradisi Jamasan Gangsa WO Sriwedari, Upaya Merawat Kebudayaan

Widjajadi
22/7/2025 18:53
Tradisi Jamasan Gangsa WO Sriwedari, Upaya Merawat Kebudayaan
Ilustrasi(MI/Widjajadi)

BUKAN hanya sekadar seni, tapi ini adalah warisan. Dan bukan sekadar tontonan, tapi inilah tuntunan 115 tahun wayang orang (WO) Sriwedari, yang menjadi bagian kebudayaan Jawa, sejak era pemerintahan Mangkunegoro V pada 1911,  yang patut dilestarikan dan dirawat.

WO Sriwedari pun sejak lama menjadi ikon budaya Kota Solo. Sehingga tidak mengherankan, jika Dinas Pariwisata Kota Solo, tiap tahun perlu menggelar tradisi jamasan gangsa ( gamelan ), yang selama ratusan tahun mengiringi secara harmoni pentas kesenian WO Sriwedari.

Jamasan gangsa WO Sriwedari tahun ini dilaksanakan pada 22 Juli 2025. "Ini merupakan salah satu tradisi budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi," ungkap Walikota Respati ketika mucuki jamasan yang didahului dengan upacara mohon keselamatan itu.

Jadi, lanjut walikota milenial ini, tadisi jamasan gangsa ini adalah pengingat betapa kaya dan luhurnya budaya Jawa. Dedikasi para seniman dan pegiat budaya dalam menjaga warisan ini, sangat diapresiasi.

Kepala Pariwisata Kota Solo, Aryo Widyantoko menimpali, bahwa jamasan sabagai upaya merawat budaya dan sekaligus melestarikan warisan budaya yang berharga, untuk mencegah dari kepunahan.

"Prosesi jamasan Gangsa WO Sriwedari menjadi salah satu cara untuk menghormati leluhur yang telah menciptakan dan mengembangkan budaya ini," imbuh Aryo.

Kegiatan merawat budaya dalam prosesi jamasan Gangsa WO Sriwedari dapat membantu mengembangkan identitas budaya masyarakat Solo dan Jawa pada umumnya. 

"Dengan begitu kita dapat memperkuat rasa kebersamaan dan kesatuan masyarakat. Dan semoga pentas WO Sriwedari masih ngangeni. Apalagi sekarang generasi muda makin banyak yang menonton pertunjukkan tradisi di tengah era digital ini," tukas Walikota Respati.

Ritual jamasan tidak hanya pada seperangkat gamelan Gangsa, namun juga benda-benda pusaka yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Orang. 

Sejumlah pusaka yang ikut dijamasi antara lain patung Nyai Denok, Gong Kyai Slamet, dan Kyai Bagus. "Semoga semangat ini terus lestari dan menginspirasi siapapun untuk mencintai serta merawat identitas luhur bangsa," pungkas Walikota Respati. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya