Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

IP Trisakti Perkuat Kolaborasi dan Apresiasi lewat Acara 2nd Grand Rendezvous 2025

Ihfa Firdausya
19/7/2025 15:38
IP Trisakti Perkuat Kolaborasi dan Apresiasi lewat Acara 2nd Grand Rendezvous 2025
Institut Pariwisata Trisakti menggelar 2nd Grand Rendezvous, Sabtu (19/7).(MI/Sastro)

INSTITUT Pariwisata Trisakti menggelar 2nd Grand Rendezvous, Sabtu (19/7), sebagai rangkaian acara Dies Natalis ke-56. Acara yang berlangsung di Parle Senayan, Jakarta, ini mengundang komunitas Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) seluruh Indonesia dan media mitra kerja sama Institut Pariwisata Trisakti.

Melalui agenda tersebut, IP Trisakti menekankan pentingnya membangun sinergi antara lembaga pendidikan dan dunia industri untuk menghadapi tantangan masa depan. Pada kesempatan itu, IP Trisakti melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Parle Senayan dan Makanan Group sebagai wujud nyata kolaborasi lintas sektor.

Kesepakatan tersebut menjadi titik awal kerja sama jangka panjang dalam mendukung pengembangan pendidikan vokasi, industri hospitality, dan ketahanan pangan berbasis generasi muda.

IP Trisakti juga menunjukkan komitmen terhadap peningkatan akses pendidikan melalui penyerahan simbolis beasiswa kepada Calon Mahasiswa Baru (CMB) tahun akademik 2025–2026. Penyerahan ini menjadi bukti nyata kepedulian IP Trisakti dalam mencetak generasi unggul dan berdaya saing tinggi.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi media dalam mempublikasikan berbagai kegiatan dan pencapaian institusi, IP Trisakti memberikan penghargaan kepada 16 media nasional. Salah satunya adalah Media Indonesia.

Acara juga menghadirkan Dr. Bambang Soesatyo, SH., MBA, ketua MPR RI periode 2019–2024, yang memberikan keynote speech. Bambang menekankan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan dunia usaha untuk menjawab tantangan global serta meningkatkan daya saing sumber daya manusia di sektor pariwisata dan kewirausahaan digital. 

“Tanpa disadari sektor pariwisata ini, adalah pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa, karena di sanalah sekian banyak lapangan pekerjaan yang terbuka bagi anak-anak kita,” ujarnya.

Ia menyoroti data bahwa setiap tahun perguruan tinggi meluluskan angkatan kerja baru rata-rata 3,5 juta. Sementara lapangan pekerjaan yang tersedir tidak sampai 20% dari itu.

Bambang memperlihatkan Jepang dan Korea yang sukses memanfaatkan bonus demografi dengan mendorong lulusan-lulusan SMA dan sarjananya kepada bidang-bidang yang membangun kreatifitas dan menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Misalnya Korea dengan kesenian lewat K-Pop/drakor dan Jepang dengan meningkatkan teknologi.

“Karena kita ada potensi sumber daya pariwisata, maka mari kita memanfaatkan kekayaan alam kita untuk kita kerjakan sebaik-baiknya. Dari mulai sumber budaya, destinasi wisata pantai, gunung, dan seterusnya yang tidak ada di luar sana. Beragam makanan, sajian, itu juga kita memiliki kekayaan yang luar biasa,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Rektor IP Trisakti Fetty Asmaniati, SE., MM, mengatakan perjalanan panjang IP Trisakti tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari sesama unit di Yayasan Trisakti, industri, pemerintah, hingga media.

“Saat ini, IP Trisakti diberikan kepercayaan oleh kementerian-kementerian, baik dalam hal hibah, maupun pendampingan-pendampingan, yaitu dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Desa, dan Kementerian Sosial,” katanya.

Ia berharap kementerian-kementerian lain juga bisa belajar maupun pendampingan terkait pariwisata kepada IP Trisakti. “Pariwisata di Indonesia luar biasa, tanpa kepedulian bersama, pariwisata yang sungguh indah tidak akan terangkat,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Trisakti Prof. Muhammad Dimyati melihat IP Trisakti punya keunikan tersendiri sebagai perguruan tinggi. Ketika banyak perguruan tinggi mengedepankan sesuatu yang teoretis, IP Trisakti, lebih dari itu, juga menekankan praktik.

“Kalau kita lihat di kanan-kiri kita misalnya ada laundry. Orang mengira laundry sekadar naluriah bisnis. Di IPT, laundry menjadi salah satu laboratorium. Anda bisa belajar mengelola laundry sampai bisa berhasil. Itu contoh kecil. Belum lagi bicara makanan, pariwisata, dan segmen lain,” paparnya.

Untuk menghadirkan pemahaman yang luas terkait pariwisata, acara 2nd Grand Rendezvous juga menghadirkan sesi talkshow bertajuk Career Opportunities in Hospitality and Tourism Industry. Hadir sejumlah narasumber inspiratif seperti CEO & Owner Parle Group Senayan Sonny Harsono, COO Artotel Group Eduard Rudlof Pangkerego, Ketua Korwil DKJ AMPHURI & CEO ICMI Travel Muhammad Rahmad. (Ifa/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya