Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Fokus Utama MPLS Membangun Fondasi, Bukan Sekadar Formalitas

Ihfa Firdausya
13/7/2025 20:53
Fokus Utama MPLS Membangun Fondasi, Bukan Sekadar Formalitas
Ilustrasi(Antara)

KOORDINATOR Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menyebut fokus Utama MPLS adalah membangun fondasi, bukan sekadar formalitas.

Menurutnya, pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) besok bukan sekadar agenda rutin tahunan, melainkan momen krusial untuk membentuk fondasi awal bagi peserta didik baru.

"Fokus utama kita adalah menciptakan pengalaman yang bermakna dan transformatif, jauh dari kesan formalitas atau bahkan perpeloncoan yang kerap disalahartikan. Kita perlu memastikan bahwa setiap sesi, setiap interaksi, berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang mendukung dan inklusif," kata Ubaid kepada Media Indonesia, Minggu (13/7).

Prioritas pertama adalah integrasi sosial. Banyak peserta didik baru datang dari latar belakang yang berbeda, dengan tingkat kepercayaan diri yang beragam. Oleh karena itu, sekolah harus menekan pada aktivitas yang memfasilitasi interaksi positif antar mereka. Menurut Ubaid, ini bukan hanya tentang mengenal nama, tetapi lebih dalam lagi, tentang membangun rasa kebersamaan dan kepemilikan.

"Bagaimana kita bisa mendorong mereka untuk merasa menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga besar sekolah ini sejak hari pertama? Libatkan kakak kelas yang sudah diseleksi dan dibimbing dengan baik untuk menjadi fasilitator, bukan sekadar 'senior'. Mereka bisa menjadi jembatan emosional bagi adik-adiknya," katanya.

Kedua, pengenalan budaya dan nilai sekolah. MPLS adalah kesempatan emas untuk menanamkan identitas sekolah kita.

"Apa yang membedakan sekolah ini? Apa nilai-nilai luhur yang kita junjung tinggi? Ini bukan tentang menghafal tata tertib, tetapi tentang internalisasi esensi dari aturan dan norma yang ada," ujar Ubaid.

"Jelaskan filosofi di balik setiap kebijakan, sampaikan kisah-kisah inspiratif tentang alumni atau tradisi sekolah yang patut dilanjutkan. Buatlah mereka bangga menjadi bagian dari komunitas ini," imbuhnya.

Ketiga, pengembangan potensi dini. Meskipun singkat, MPLS bisa menjadi titik awal untuk mengidentifikasi minat dan bakat peserta didik. Perkenalkan berbagai ekstrakurikuler dan program pengembangan diri yang tersedia. Namun, jangan sekadar daftar.

"Ajak mereka berinteraksi dengan perwakilan setiap program, berikan gambaran nyata tentang kegiatan yang akan mereka ikuti. Tujuan kita adalah memicu rasa ingin tahu dan semangat eksplorasi dalam diri mereka, sehingga mereka termotivasi untuk mengembangkan diri secara holistik," jelasnya.

Terakhir yang sangat penting, lanjutnya, adalah menciptakan lingkungan sekolah yg ramah anak. Sekolah harus memastikan tidak ada kekerasan di sekolah.

"Murid dikenalkan dengan TPPK untk pencegahan dan penanggulangan kekerasan di sekolah. Termasuk jika terjadi kekerasan selama MPLS, murid tahu harus melapor ke siapa dan ke mana harus melpor.  Penguatan sekolah yg ramah anak ini akan terus berkelanjutan pasca MPLS," pungkasnya. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik