Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Sepakat Bantu Gambut Indonesia

Ric
19/11/2016 06:20
Sepakat Bantu Gambut Indonesia
(ANTARA/Yudhi Mahatma)

PERLINDUNGAN gambut dinilai menjadi salah satu langkah krusial untuk mencapai target menahan laju kenaikan suhu bumi.

Untuk itu diperlukan upaya global dalam melindungi ekosistem yang hanya berjumlah 3% dari keseluruhan permukaan daratan tersebut.

Indonesia, sebagai negara dengan gambut tropis terluas bersama dengan Peru dan Kongo, akan menjadi kawasan perlindungan gambut yang diinisiasi oleh Program Lingkungan PBB (UNEP), Program Pangan dan Pertanian PBB (FAO), 169 anggota Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC), serta LSM dalam bentuk Inisiatif Gambut Global (GPO).

Diharapkan bantuan perlindungan ekosistem gambut secara dana dan teknologi dapat difokuskan.

"Meskipun hanya 3% dari daratan, kandungan karbon dalam gambut dua kali lebih besar daripada karbon yang terkandung dalam seluruh hutan di dunia," ucap Kepala Edukasi Lingkungan Hidup dan Unit Pelatihan UNEP Jaime Webbe dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (CoP) ke-22 di Marrakesh, Maroko, Kamis (17/1) waktu setempat.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, Kepala UNEP Erik Solheim, serta Sekjen Ramsar Convention on Wetlands Martha Rojas-Urrego.

Selain itu, lanjut Webbe, simpanan karbon di dalam gambut setara dengan 60% karbon di udara.

Dengan demikian, akan terjadi percepatan kenaikan suhu jika gambut tidak dikelola dengan baik.

Sementara itu, Nazir Foead menyatakan Indonesia terbuka terhadap bantuan internasional.

Bahkan Indonesia harus dapat menjadi pemimpin dalam bidang restorasi gambut.

"Kita kan memiliki gambut tropis terluas di dunia, maka kita harus siap jika orang mau belajar di sini," ucap Nazir.

Gerakan tersebut tidak hanya membantu Indonesia dalam pendanaan, tetapi juga transfer teknologi dan pertukaran pengetahuan, termasuk bagaimana menata ulang kebijakan pengelolaan gambut setelah langkah yang salah di masa lalu.

"Termasuk kita akan memanfaatkan gerakan ini untuk membuka jalur perdagangan komoditas pertanian ramah gambut ke dunia internasional," imbuh Nazir.

Teknologi dan tata cara konservasi gambut dikatakan Martha Rojas-Urrego sudah dimiliki oleh banyak negara.

Konservasi gambut, tambah dia, bukanlah hal sulit.

"Persoalan utama ada di kebijakan dan regulasi pemerintah setempat," ucap Martha.

"Saya optimistis Indonesia dapat memulihkan gambut karena banyak negara akan membantu dan teknologi yang beragam," tukas Martha. (Ric/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya