Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
REKTOR Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tatacipta Dirgantara, mengunjungi tiga calon mahasiswa baru asal Sumatera Barat yang berhasil masuk ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Mereka adalah Nauli Al Ghifari, dan Devit Febriansyah siswa SMAN 1 Bukittinggi, serta Deka Fakira Berna dari SMAN 1 Padang. Ketiganya diterima di ITB berkat prestasi akademik yang membanggakan, meskipun berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.
Nauli diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB. Ayahnya, Pananuhon, sehari-hari berjualan pakaian bekas di Pasar Atas Bukittinggi dengan omzet sekitar Rp8 juta per tahun dan hanya memiliki tabungan Rp1,5 juta.
Devit diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB). Ia merupakan satu-satunya anak dari Kecamatan Malala yang lolos SNBP tahun ini. Orang tuanya, Julimar dan Doni Afrijal, bekerja sebagai kuli angkut kayu manis dengan penghasilan harian tidak menentu. Hingga warga satu kampung turut bergotong royong membantu biaya keberangkatan Devit ke Bandung melalui iuran sukarela.
Sementara itu, Deka Fakira Berna diterima di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, menambah daftar siswa Sumatera Barat yang menembus ITB melalui jalur prestasi nasional.
Ketiganya juga menerima beasiswa KIP-Kuliah (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) dari pemerintah, program yang sebelumnya dikenal sebagai Beasiswa Bidikmisi, yang ditujukan untuk membantu mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar tetap dapat mengenyam pendidikan tinggi.
"Saya terharu karena di tengah keterbatasan anak-anak dapat berprestasi, saat bertemu langsung dengan ketiga calon mahasiswa tersebut," ungkap Tata kemarin.
Tata memberikan semangat dan motivasi agar mereka tidak mudah menyerah dalam menjalani pendidikan tinggi di ITB. "Di kampus nanti, kalian akan bertemu banyak mahasiswa hebat. Harus tetap berusaha yang terbaik dan jangan putus asa,” pesannya.
Menurut Tata, kisah Nauli, Devit dan Deka, menjadi cerminan semangat juang generasi muda Indonesia yang tidak menyerah pada keterbatasan. Dukungan dari keluarga, masyarakat, institusi pendidikan, pemerintah dan industri menunjukkan bahwa harapan dan mimpi bisa terwujud dengan kerja keras dan kolaborasi.
"Kehadiran program KIP-K ini, menjadi solusi nyata yang membuka akses pendidikan tinggi seluas-luasnya bagi anak-anak bangsa yang memiliki semangat belajar tinggi namun terbatas secara ekonomi," tuturnya.
Kehadiran pimpinan ITB bersama para dosen dan mitra seperti PT Paragon memperkuat pula komitmen ITB dalam merangkul mahasiswa berprestasi dari berbagai penjuru negeri, sekaligus memastikan bahwa pendidikan tinggi berkualitas adalah hak bagi semua anak-anak di Indonesia.
Kunjungan ini turut dihadiri oleh Dosen dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Metalurgi FTTM ITB yang juga influencer pendidikan, D.Sc.(Tech.) Imam Santoso, Direktur Kealumnian dan Pengembangan Karier ITB, Prof. Sophi Damayanti serta Dosen dari Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) sekaligus Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Dr. N. Nurlaela Arief. Kegiatan ini juga didukung oleh PT Paragon Technology and Innovation.
Sebagai bentuk dukungan, PT Paragon memberikan masing-masing satu unit laptop, dan uang sebesar Rp5 juta kepada Nauli dan Devit sebagai bantuan transportasi menuju Bandung.
KETERTARIKAN Wahyu Bagus Yuliantok, atau lebih dikenal Bagus, dalam berorganisasi tumbuh sejak ia menjalani kehidupan sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2004-2009.
PADA 3 Juli 2025 kita memperingati tonggak penting dalam sejarah pendidikan tinggi di Indonesia, yakni peringatan 105 tahun Pendidikan Tinggi Teknik (PTTI).
MoU ini mencakup penyelenggaraan kegiatan penelitian, pemanfaatan data dan informasi kesehatan, hingga penggunaan material hayati dalam riset bioteknologi.
Di Kampung Kuadas Makbon, Papua Barat Daya, program digelar dengan tujuan pemberdayaan potensi alam dan budaya untuk pengembangan ekonomi kreatif berkelanjutan.
PADA tahun ini, tercatat total 34 individu dan lembaga menerima penghargaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
ITB yang pada 2025 ini berusia 105 tahun menjadi perguruan teknik tertua di Indonesia, yang diawali dengan pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng pada 3 Juli 1920.
Dari sekitar 4,1 juta siswa kelas 12 pada tahun ajaran 2023/2024, hanya sekitar 9% yang berhasil lolos ke PTN lewat jalur SNBP dan SNBT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved