Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TATA kelola hutan menjadi kunci penting keberhasilan dalam pengendalian perubahan iklim.
Negara yang memiliki basis hutan tropis di dunia, termasuk Indonesia, berperan penting dalam salah satu cara mitigasi tersebut.
Keseriusan dunia dalam mengatur tata kelola hutan itu terlihat pada 100 negara dari 197 anggota Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) saat memasukkan rencana terhadap hutan di dalam dokumen kontribusi nasional.
Dokumen itu diniatkan untuk pengurangan emisi dalam target Nationally Determined Contributions (NDC).
"Negara maju harus mendukung negara berkembang dalam pengaturan tata kelola hutan itu," ucap Administrator Program Pembangunan PBB (UNDP) Helen Clark dalam diskusi panel di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) Ke-22 di Marrakesh, Maroko, Selasa (15/11) waktu setempat.
Fokus dalam mengatur tata kelola hutan itu, lanjut Helen, seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Richaldo Y Hariandja dari Maroko, diharapkan dapat mengurangi 50% deforestasi pada 2020 dan 100% pada 2030.
Setiap tahun, 13 juta hektare (ha) hutan di dunia hilang.
"Ini tidak terlihat ambisius, harus ada aksi dari kita semua untuk capai target ini," imbuh mantan perdana menteri Selandia Baru tersebut.
Selain mengurangi deforestasi, dunia diminta untuk dapat mencapai target restorasi hutan kritis. Diharapkan, hingga 2020 terdapat 315 juta ha lahan kritis yang pulih oleh aksi bersama itu.
Senada dengan Helen, Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia Vidar Helgesen turut menyatakan Indonesia merupakan negara penting dalam aksi tata kelola hutan tropis, di samping Brasil dan Kongo.
Dalam diskusi tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan Indonesia telah serius dalam mengatur tata kelola hutan.
Menurutnya, terobosan yang dihasilkan Indonesia terwujud dalam sistem perhutanan sosial yang memberikan akses pengelolaan hutan kepada masyarakat di dalam dan di sekitar hutan.
"Saya sangat senang ketika isu hutan dikatakan menjadi kunci dalam mengendalikan perubahan iklim. Indonesia menjadikan hutan dan lahan sebagai basis utama dalam NDC," tambahnya.
Dalam menanggapi hal itu, juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia Hindun Mulaika yang ditemui dalam kesempatan sama menyatakan Indonesia harus mengurangi konsumsi batu bara. (X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved