Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PERKEMBANGAN teknologi kedokteran berjalan dengan cepat, termasuk Artificial Intelligence. Namun, kecanggihan teknologi tersebut tidak akan bisa menggantikan peran dokter.
Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan para dekan dan perwakilan dari fakultas kedokteran terkemuka di kawasan ASEAN, ASEAN Medical Schools Network (AMSN) di Sleman, DIY, Senin (26/5).
President AMSN - Prof. Dato' Dr. Yang Faridah Abdul Aziz mengakui, perkembangan AI telah berimplikasi pada industry media (medical industry). Data-data yang terekam dalam AI dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit dan membuat perencanaan pengobatan.
Namun, hal-hal tersebut tidak bisa menggantikan peran dokter. Pasalnya, hingga saat ini, data-data yang terekam dalam AI diinput oleh dokter.
"AI hanya sebagai tool untuk menjadi better dokter," kata dia.
Menurut dia, aspek manusia tidak bisa dihilangkan, seperti analytical thinking, sentuhan, komunikasi, lebih dibutuhkan sehingga peran dokter lebih manusiawi.
Dekan FK-KMK UGM - Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH sependapat dengan hal tersebut. "AI tidak dapat menggantikan, tetapi mengubah cara dokter dalam bekerja, dengan menyinergikan teknologi yang ada, termasuk AI," terang dia.
Yodi juga mengatakan, forum ini merupakan kesempatan penting untuk memperkuat kolaborasi lintas negara demi meningkatkan mutu pendidikan kedokteran, mempercepat inovasi teknologi pendidikan, serta mengembangkan riset dan pembinaan mahasiswa yang berdampak nyata.
Ketua Panitia AMDS 2025 FK-KMK UGM – dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D menjelaskan, sejak terbentuk pada tahun 2012, AMSN telah menjadi wadah strategis bagi institusi pendidikan kedokteran di kawasan ASEAN untuk bekerja sama menciptakan keunggulan dalam pendidikan kedokteran, meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, serta menumbuhkan solidaritas melalui nilai-nilai bersama dan dukungan timbal balik.
Mengusung tema “Building Impactful Collaborations: Transforming Needs into Actions”, yang berlangsung 25 sampai 27 Mei 2025, mendorong terciptanya kemitraan baru dan penguatan jejaring yang telah ada.
"Kita harus memastikan bahwa kebutuhan bersama yang telah diidentifikasi dapat diterjemahkan ke dalam tindakan nyata—baik dalam bentuk program pendidikan, proyek kolaboratif riset, maupun pengembangan kapasitas mahasiswa dan dosen," terang dia.
"Kami berharap pertemuan ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan persama menuju komunitas pendidikan kedokteran ASEAN yang lebih terpadu, inovatif, dan perdampak luas," terang dia.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa dari puluhan universitas di kawasan ASEAN untuk berbagi gagasan dan inovasi. (H-2)
Di RSCM/FKUI Jakarta, tempat diinstalnya pemindai PET/CT Siemens Healthineers Biograph Vision, fokusnya adalah pada pengintegrasian teknologi PET/CT ke dalam praktik onkologi.
Redpumpkin.Al menawarkan solusi GenAl yang spesifik untuk industri, serta solusi untuk kebutuhan umum perusahaan yang dirancang untuk mengatasi tantangan bisnis sehari-hari.
KI Pusat untuk pertama kali menggandeng AI3 (Artificial Intelligence Implementation Initiative) agar proses validasi data lebih cepat, efisien, transparan, dan akurat.
Dyna.Ai Perkuat Kolaborasi dan Inovasi Masa Depan Digital
IFLS 2025 mengajak lebih dari 300 pemangku kepentingan pendidikan dari seluruh Indonesia untuk bersama membentuk masa depan pendidikan yang adaptif, manusiawi, dan berkelanjutan.
Dilengkapi layanan chat multibahasa, Sahabat-AI mampu memahami nuansa bahasa, merangkai kata, dan menghasilkan karya sastra dalam bahasa lokal.
Kemunculan Agentic AI membuat proses bisnis perusahaan jauh lebih cepat, produktif, otonom, dan menguntungkan secara finansial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved