Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Di berbagai wilayah pedesaan di Indonesia, berkembang mitos bahwa buah ciplukan (Physalis angulata) merupakan makanan favorit ular. Akibatnya, banyak orang enggan menanam atau mengonsumsi ciplukan karena takut memancing kehadiran ular berbisa di sekitar rumah.
Namun, benarkah ular menyukai buah ciplukan? Ataukah ini hanya mitos yang berkembang tanpa dasar ilmiah?
Secara ilmiah, ular adalah hewan karnivora. Mereka memangsa hewan hidup seperti tikus, katak, dan burung kecil—bukan buah atau tanaman.
Mengutip penjelasan dari National Wildlife Federation (NWF), ular mengandalkan sistem penciuman untuk menemukan mangsanya berdasarkan bau tubuh mangsa, bukan aroma dari buah.
Dengan demikian, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa ular tertarik atau bahkan memakan buah seperti ciplukan.
Alih-alih menjadi makanan ular, buah ciplukan justru dikenal sebagai tanaman herbal yang kaya manfaat untuk kesehatan manusia. Menurut Healthline, ciplukan mengandung:
Dalam pengobatan tradisional, buah ciplukan digunakan untuk meredakan gejala asma, hipertensi, hingga gangguan liver.
Kemunculan ular di sekitar tanaman ciplukan lebih mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh. Ciplukan biasanya tumbuh liar di area semak belukar yang lembap dan rimbun—kondisi ideal bagi ular untuk bersembunyi atau mencari mangsa.
Amir Hamidy, seorang herpetolog dari Pusat Riset Biologi BRIN, menjelaskan bahwa keberadaan ular lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan ketersediaan mangsa, bukan jenis tanaman di sekitarnya.
Dari penjelasan para ahli dan sumber ilmiah terpercaya, dapat disimpulkan bahwa anggapan bahwa buah ciplukan adalah makanan ular adalah mitos. Tidak ada bukti biologis yang mendukung klaim tersebut.
Sebaliknya, ciplukan layak dikonsumsi dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat alami yang kaya nutrisi. Masyarakat diharapkan lebih bijak memilah informasi dan tidak terpengaruh oleh mitos yang belum terbukti kebenarannya. (Z-10)
Sumber Referensi:
Berdasarkan penelitian National Institutes of Health (NIH), buah ciplukan mengandung senyawa dengan sifat antiinflamasi, antibakteri, serta antidiabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved