Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Kangen Mengajar di Sekolah

Puput Mutiara
26/9/2015 00:00
Kangen Mengajar di Sekolah
(MI/ANGGA YUNIAR)
MANTAN model dan presenter Annisa Pohan, 33, sempat menjadi asisten guru di sebuah sekolah dasar (SD) negeri di Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat (AS).  Kegiatan itu dilakoninya semasa menyertai sang suami, Agus Harimurti Yudhoyono, yang menempuh pendidikan militer di AS sekitar satu tahun, belum lama ini. Rupanya, pengalaman sebagai guru itu meninggalkan kesan positif yang mendalam di benaknya hingga ia terdorong ingin terjun kembali membimbing para murid di sekolah.

"Saya pengen sekali ngajar, tapi susah mengatur waktunya. Kan saya juga punya anggota (batalyon TNI yang dipimpin sang suami) dan juga keluarga yang harus diperhatikan," kata Annisa saat ditemui di Senayan City, Jakarta, Kamis (24/9). Annisa mengaku, selama menjadi asisten guru, ia banyak mendapatkan pelajaran soal dunia pendidikan. "Di AS saya mengajar secara sukarela di sekolah Almira kira-kira seminggu sekali," ujarnya. Almira merupakan panggilannya untuk sang anak, Almira Tunggadewi Yudhoyono.

Ia mengungkapkan, di AS, rasio pengajar dan murid 1:20 masih dirasa kurang. Karena itu, pihak sekolah di sana membutuhkan banyak asisten. Annisa pun mengambil kesempatan itu. "Para orangtua di sana kalau mau volunter di kelas anaknya sendiri, kemudian bisa membantu di perpustakaan atau di kelas, tapi saya lebih memilih di kelas karena bisa mengajari mereka baca, membaca bersama, dan membantu gurunya," jelasnya lagi. Selama mengajar, ia tak lupa memperhatikan fasilitas pendidikan di sana.

Menurutnya, fasilitas pendidikan di Indonesia jauh tertinggal jika dibandingkan dengan sekolah negeri di pelosok AS sekali pun. "Sedih sih kalau melihat perbandingan fasilitas sekolah di sini dan di AS. Saya itu di AS tinggalnya di kampung, di Leavenworth, Kansas, tapi di AS, ada standar minimal untuk SD, SMP, dan SMA. Di sana, anak saya sekolah di public school, setara sekolah negeri di sini. Ibaratnya, orang-orang yang enggak mampu juga ada di sekolah itu, tapi fasilitasnya sama seperti sekolah internasional di sini. Itu hitungannya public school yang paling biasa di kota itu, padahal ada public school yang lebih bagus lagi, yang ada teaternya dan sebagainya," papar dia.

Pilar utama
Karena itu, sekembalinya bersama keluarga ke Tanah Air baru-baru ini, Annisa mengatakan ia bertekad untuk mengabdi pada negara, termasuk di bidang pendidikan. Yayasan Tunggadewi yang didirikannya pun fokus pada pemberdayaan perempuan dan pendidikan anak. Sebab, baginya, pendidikan merupakan salah satu pilar utama pengembangan kualitas hidup manusia. Ia yakin pendidikan yang baik akan meningkatkan kualitas hidup manusia.

"Kalau kualitas pendidikan enggak baik, mau dibawa ke mana Indonesia ke depan ini, apalagi sekarang jumlah anak usia sekolah 5-18 tahun menduduki porsi terbesar. Data pada 2014, anak usia 5-18 tahun ialah populasi terbesar penduduk Indonesia. Mereka ini yang akan meneruskan bangsa kita. Kalau tidak kita kasih pendidikan yang baik, ke depan Indonesia siapa yang pegang?" ungkapnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya