Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Soal Gotong Royong dan Open Donasi, Orang Indonesia Jagonya

Basuki Eka Purnama
25/3/2025 09:24
Soal Gotong Royong dan Open Donasi, Orang Indonesia Jagonya
Ilustrasi(Freepik)

BUDAYA donasi dan gotong royong di Indonesia memiliki akar yang kuat dalam nilai-nilai kearifan lokal dan agama. Gotong royong, sebagai tradisi turun-temurun, mencerminkan semangat kebersamaan dan solidaritas sosial.

Menurut dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University Mahmudi Siwi, di Indonesia, donasi sering bersifat spontan, personal, dan berbasis komunitas.

Menurut data World Giving Index 2021 oleh Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia menempati peringkat teratas sebagai negara paling dermawan di dunia, dengan 83% penduduknya menyumbangkan uang, 60% menjadi relawan, dan 84% membantu orang asing.

Ia menjelaskan, terdapat beberapa faktor psikologis yang mendorong masyarakat Indonesia gemar berdonasi. Faktor tersebut antara lain nilai agama, empati kolektif, budaya kolektivisme, dan faktor sosial, ketika seseorang ingin diakui atau dihargai oleh lingkungan sekitarnya.

MI/HO--Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University Mahmudi Siwi

"Survei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menunjukkan bahwa 75% penduduk Indonesia merasa penting untuk membantu orang lain, terutama dalam situasi darurat. Menurut riset dari Universitas Indonesia, 80% responden menyatakan bahwa agama adalah motivasi utama mereka untuk berdonasi," paparnya.

Kendati demikian, ia memaparkan beberapa tantangan utama dalam distribusi donasi. Pertama, kurangnya transparansi. Banyak lembaga donasi maupun secara perorangan yang tidak memberikan laporan jelas tentang penggunaan dana. Kedua, korupsi atau penyalahgunaan dana.

"Ketiga, logistik distribusi. Indonesia negara kepulauan yang tidak semua wilayah memiliki kemudahan akses. Misalnya, bantuan untuk korban gempa di Nusa Tenggara Barat pada 2018 sempat terhambat karena akses jalan yang rusak. Keempat, minimnya pengawasan, membuat donasi rentan disalahgunakan," urainya.

Karena itu, Mahmudi menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam memilih platform atau inisiatif donasi yang terpercaya. 

Ini Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan bantuan Anda tepat sasaran:

Cek rekam jejak. 

Pastikan platform atau lembaga donasi memiliki reputasi baik. Misalnya, Kitabisa.com dan Dompet Dhuafa dikenal memiliki sistem pelaporan yang transparan;

Verifikasi legalitas 

Jika akan berdonasi melalui lembaga formal, pastikan lembaga tersebut terdaftar secara resmi di Kementerian Sosial atau lembaga terkait.

Baca testimoni atau komentar yang orang lain berikan. 

Cari tahu pengalaman orang lain yang pernah berdonasi melalui platform tersebut.

Gunakan platform terpercaya. 

Pilih platform yang sudah dikenal luas dan memiliki sistem akuntabilitas yang baik.

Hindari donasi langsung tanpa verifikasi. 

Jika diminta untuk berdonasi secara langsung (misalnya melalui transfer pribadi), pastikan identitas penerima jelas dan dapat dipercaya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya