Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
GERAKAN Tutup Mulut (GTM) pada anak merupakan fenomena yang kerap memicu kekhawatiran di kalangan orang tua, khususnya ibu. GTM terjadi ketika anak menolak makanan dengan menutup mulutnya rapat-rapat, yang jika dibiarkan dapat berdampak buruk pada asupan nutrisi dan menghambat proses tumbuh kembang mereka.
Menanggapi persoalan ini, Dimple Nagrani, dokter spesialis anak, membagikan wawasan serta solusi untuk mengatasi GTM pada anak.
Menurut dr. Dimple, ada beberapa penyebab umum di balik terjadinya GTM, di antaranya:
Anak Belum Merasa Lapar "Masalah utama yang sering terjadi adalah anak belum merasa lapar," jelas dr. Dimple dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Selasa (18/2). Memberikan makanan sebelum anak merasa lapar dapat membuat mereka menolak makanan karena tidak adanya dorongan alami untuk makan.
Tekstur Makanan Tidak Sesuai Preferensi Anak Anak-anak cenderung sensitif terhadap tekstur makanan. "Beberapa anak menolak makanan yang terlalu lembut, kenyal, atau keras," tambahnya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengeksplorasi berbagai tekstur makanan untuk menemukan yang paling disukai anak.
Gangguan saat Waktu Makan Salah satu pemicu GTM yang paling umum adalah kebiasaan memberi distraksi, seperti menonton TV atau bermain gadget saat makan. "Anak-anak butuh suasana makan yang kondusif dan bebas dari gangguan," tegas dr. Dimple. Fokus saat makan sangat penting untuk membangun hubungan positif dengan makanan.
Pertumbuhan Gigi Saat anak berada dalam fase tumbuh gigi, rasa tidak nyaman pada gusi dapat membuat mereka menolak makanan. Memberikan makanan lunak dan dingin bisa menjadi solusi untuk meredakan nyeri yang mereka rasakan.
Jika dibiarkan berlarut-larut, GTM bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, di antaranya:
Kekurangan Nutrisi: Anak berisiko mengalami defisiensi zat gizi penting seperti protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal.
Gangguan Pertumbuhan: Asupan nutrisi yang tidak memadai dapat menyebabkan anak mengalami masalah seperti stunting atau berat badan di bawah standar usia.
Ketergantungan pada Camilan Tidak Sehat: Anak yang menolak makanan utama sering kali lebih tertarik pada makanan ringan manis atau asin, yang tidak mendukung pemenuhan kebutuhan gizi harian mereka.
Untuk mengatasi GTM, dr. Dimple memberikan beberapa strategi berikut:
Ciptakan Rutinitas Makan yang Konsisten Atur jadwal makan yang teratur, sehingga anak terbiasa dengan waktu makan dan merasakan rasa lapar secara alami.
Hindari Distraksi saat Makan Matikan TV, jauhkan gadget, dan ciptakan suasana makan yang menyenangkan namun fokus. Libatkan anak dalam proses persiapan makanan agar mereka lebih antusias untuk makan.
Berikan Porsi Sesuai Kebutuhan "Porsi makan harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan masing-masing anak," kata dr. Dimple. Jangan memaksakan anak untuk menghabiskan makanan jika sudah kenyang, namun tetap amati konsistensi jumlah makanan yang mereka konsumsi.
Eksplorasi Variasi Makanan Perkenalkan berbagai jenis makanan dengan rasa, warna, dan tekstur yang berbeda untuk meningkatkan minat anak terhadap makanan. Hindari memaksakan anak mencoba makanan baru; lakukan secara bertahap.
Berikan Makanan Favorit sebagai Pendamping Saat mengenalkan makanan baru, sertakan makanan favorit anak agar mereka lebih mudah menerima rasa dan tekstur yang berbeda.
Beri Apresiasi Tanpa Paksaan Berikan pujian saat anak mencoba makanan baru atau menghabiskan porsi makannya. Hindari paksaan karena dapat menimbulkan trauma dan memperburuk GTM.
Dengan Metode GLM ini, SUN berharap dapat membantu para ibu dalam mengatasi masalah GTM pada anak dan memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang optimal.
Meski GTM merupakan hal umum pada anak, orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan gejala berikut:
Penurunan berat badan signifikan.
Penolakan makanan berlangsung lebih dari dua minggu.
Gejala gangguan kesehatan seperti muntah, diare, atau lemas berlebihan.
"Jika berbagai upaya sudah dilakukan dan GTM tidak kunjung membaik, konsultasi dengan dokter anak menjadi langkah yang tepat," pungkas dr. Dimple. Dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang sabar, GTM bisa diatasi, dan anak pun dapat menikmati makanan dengan lebih baik serta mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal. (Z-10)
Orangtua diminta lebih peka terhadap penyebab anak melakukan gerakan tutup mulut dan mencari solusi yang tepat.
Alyssa Soebandono bercerita ketika mulai memberi MPASI pada anak sulungnya, Ariendra, ia dan Dude Herlino sudah terlebih dahulu panik karena tidak mengerti apa penyebab munculnya GTM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved