Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TIDAK perlu berharap, hanya menjalani dengan sungguh-sungguh. Serius dalam setiap langkah serta sepenuh hati dalam setiap berkarya. Itulah kunci dalam setiap kesuksesan Sardono Waluyo Kusumo. Setiap karya seni yang diciptakannya dimulai dengan penghayatan terhadap kehidupan. "Saya tidak perlu berharap. Saya menjalani kehidupan itu dengan serius. Kalau ada kegiatan itu dikerjakan dengan serius, dengan latihan, melatih keterampilan. Melukis, ya, melukis terus. Kemudian dari situ muncullah gagasan-gagasan baru," ujarnya.
Menurutnya, harapan bisa ada bisa pula tidak. Itulah yang menjadikan tidak diperlukan. Baginya, yang lebih penting ialah menjalankan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan penuh serius. "Jadi bukan mengharap nanti apa. Itu bukan, itu kan cuma angan-angan. Kalau dalam hidup itu, ya, mengerjakan apa yang memang sedang dikerjakan, mencintainya, mengerjakan dengan sungguh-sungguh, menambah pengetahuan untuk menguatkan keterampilannya, gagasannya, pemikirannya. Lha itu akan membawa pada dimensi yang jauh," terusnya.
Ketika bakat itu ada, haruslah dipupuk dan dikembangkan secara terus-menerus. Bermula dari silat, merambah ke tari, lalu film, hingga seni lukis. Sardono menjadi bukti dari bakat yang tidak dianaktirikan, tetapi dibina dan dirawat secara intensif. "Ya itu kan tadi menari dari waktu kecil. Masyarakatnya waktu itu belajar silat saya ikuti silat. Terus ada bakat yang berkembang. Bakat itu ditumbuhkan. Ada kondisi yang membuat bakat kita itu tumbuh sehingga bakat itu berkembang terus. Sama, bukan hanya seni. Ilmu juga begitu kan," tegasnya.
Menurutnya, di sinilah orangtua memainkan peran besar untuk kesuksesan anak mereka di masa depan. Orangtua harus menjadi pendukung utama dan berada di garis depan untuk memfasilitasi anak mereka. "Anak itu kalau berbakat, pintar, orangtuanya juga memberikan penopang, dibelikan buku-buku, didirikan perpustakaan di rumahnya. Terus dia mengembangkan bakat," lanjutnya.
Percaya pada proses
Selain itu, yang patut pula dilakukan ialah berteguh pada proses. Tidak ada kebaruan dalam segala sesuatu tanpa ada proses yang mendahuluinya. Sardono mengungkapkan kebaruan seni bertumpu pada proses penciptaannya. "Kalau pengertian baru itu kan sebenarnya proses," tegasnya. Ia memberi cotoh orang membaca buku dari SD kemudian dia mendapat buku yang baru. Itu ada proses pembaruan. Lalu tumbuhlah pikiran-pikiran baru. Bentuk kebaruan itu akan muncul sesudah ada proses pengayaan.
"Kebaruan itu muncul dari selalu belajar, selalu mencoba untuk rasa ingin tahu pada hal yang berbeda. Kebaruan itu muncul dari situ. Apakah seni, ilmu, teknologi, semua begitu. Harus ada rasa ingin tahu di luar kehidupan sendiri ada kehidupan apa," lanjutnya. Ada yang menarik dalam ungkapan Sardono tentang bagaimana pesan terhadap generasi muda yang bergelut dalam seni.
"Oh kalau saya pesan malah salah. Wong saya itu generasi yang dalam zaman yang beda. Di sini saya profesor saya tidak pernah ngajari. Saya bertanya terus. Yang penting itu kita memotivasi mereka untuk terus-menerus belajar dan mencari pengetahuan sendiri. Guru itu tidak boleh ngajari, wong ilmunya itu ilmu jadul kuno. Muridnya beda. Alamnya beda. Tidak boleh mengajari kalau dalam seni itu. Memberikan akses, kita harus terus membaca mencari pengetahuan sehingga bisa memberi informasi kepada anak didik itu."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved