Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pemberian Vaksin Minimalkan Kasus DB

(Ind/H-3)
26/10/2016 08:20
Pemberian Vaksin Minimalkan Kasus DB
(MI/PANCA SYURKANI)

Pemberian vaksin dapat meminimalkan risiko seseorang terkena demam dengue, termasuk demam berdarah dengue (DB). Badan Pengawas Obat dan Makanan menyetujui vaksin dengue untuk digunakan pada individu berusia 9 tahun sampai 16 tahun untuk pencegahan dengue yang disebabkan keempat serotipe virus dengue. Vaksin tersebut merupakan hasil inovasi Sanovi Pasteur, divisi vaksin dari perusahaan farmasi Sanofi. Menurut Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro, berdasarkan studi klinis fase III yang dilakukan di Indonesia serta 15 negara lain yang melibatkan 30 ribu responden, pemberian vaksin pada mereka dapat memberikan proteksi terhadap penyakit dengue.

Lebih rinci, hasil uji tersebut menunjukkan vaksin tersebut dapat mencegah 8 dari 10 kasus rawat inap dan 93% kasus dengue berat atau DB pada kelompok usia 9 tahun-16 tahun. "Vaksin diberikan sebanyak tiga kali dengan interval enam bulan," ujar perempuan yang merupakan staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI itu di Jakarta, Selasa (25/10). Lebih lanjut, Sri menjelaskan, vaksin ini baru dapat diberikan kepada individu berusia 9 tahun hingga 16 ahun karena berdasarkan hasil penelitian ada risiko relatif. Bagi anak-anak dibawah umur 9 tahun, efikasi dari vaksin menunjukkan ada ketidakkonsistenan sehingga disimpulkan, antibodi pada anak di bawah umur 9 tahun tidak mampu melawan infeksi dengue kendati telah diberi vaksin. Pun demikian pada orang berusia di atas 16 tahun, efikasinya belum terbukti.

"Vaksin sangat berhubungan dengan reaksi imun. Anak di bawah umur 9 tahun belum mampu membuat imun sebaik anak di atas 9 tahun hingga 16 tahun jika diberi vaksin," ungkapnya yang juga terlibat menjadi salah satu peneliti dalam studi klinis fase III vaksin dengue di Indonesia. Ia menambahkan, penelitian lanjutan masih terus dilakukan. Menurutnya, pemberian vaksin bisa diberikan pada mereka yang belum pernah terkena dengue maupun yang sudah.

"Virus dengue ada empat serotipe virus, kalau pernah tertular satu kemungkinan bisa terkena serotipe lainnya. Jadi, pemberian vaksin tetap dibutuhkan karena vaksin ini bisa menangkal empat serotipe virus tersebut," terangnya. Sri mengakui pemberian vaksin dapat menimbulkan efek samping seperti demam, nyeri kepala, dan nyeri otot. Namun, itu merupakan reaksi dari sistem kekebalan tubuh yang wajar.

Menghemat anggaran
Menurut Sri, Indonesia sebagai salah satu negara endemik dengue membutuhkan vaksin sebagai upaya pencegahan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, kasus dengue terus meningkat pada 2015 jumlah kasus DB dilaporkan lebih dari 129 ribu kasus dan 1.071 di antaranya berakhir dengan kematian. Hingga September 2016, kasus DB masih tinggi, tercatat ada 160 ribu kasus di Indonesia.

Pada kesempatan sama, General Manager Sanofi Pasteur Joko Murdianto mengatakan pemberian vaksin dengue dapat mencegah infeksi dan kasus rawat inap. "Pemberian vaksin lebih efisien dan menghemat anggaran kesehatan, biaya pengobatan bisa ditekan," ujar dia. Joko menjelaskan vaksin dengue keluaran Sanofi sudah dipasarkan di rumah sakit-rumah sakit swasta di Indonesia. "Di samping itu, Sanofi juga telah mendapatkan izin pemasaran untuk vaksin ini di 12 negara," ujarnya. (Ind/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya