Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah 

Wisnu Arto Subari
17/12/2024 16:34
Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah 
Lapisan tanah.(Freepik)

TANAH sangat penting bagi kehidupan dan organisme tanah yang ada di dalamnya. Pernahkah kamu berpikir dari manakah asal tanah? Atau, bagaimana proses pembentukan tanah

Lebih jelasnya bacalah tulisan di bawah ini sebagaimana dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester 2 yang ditulis Siti Zubaidah dkk. Semangat belajar ya.

1. Pembentukan tanah.

Tanah merupakan campuran dari batuan yang telah lapuk, penguraian bahan organik, mineral, air, dan udara. Tanah terbentuk    karena ada pelapukan fisikawi, kimiawi,    dan pelapukan biologis.    

Faktor fisik yang memengaruhi pelapukan adalah iklim, sinar matahari, dan curah hujan. Faktor-faktor tersebut  memengaruhi suhu bumi sehingga membantu mempercepat pelapukan batuan. 

Selain itu, pelapukan secara biologis terjadi oleh aktivitas mikroorganisme tanah. Jenis vegetasi tumbuhan juga memengaruhi proses pembentukan tanah. 

Faktor lain yang memengaruhi pembentukan tanah adalah tipe batuan, topografi, atau relief tanah suatu daerah, dan waktu. Tahukah kamu, untuk membentuk tanah setebal beberapa sentimeter saja dibutuhkan ribuan tahun?

Pernahkah kamu melihat orang yang sedang menggali tanah? Ketika tanah digali sampai dalam, biasanya akan tampak lapisan lapisan tanah (horizon tanah) yang memiliki gradasi warna yang berbeda seperti gambar di bawah ini.

Keterangan gambar: Lapisan-lapisan tanah.

Pada bagian paling atas, tumbuhan memperoleh nutrisi berupa air dan mineral-mineral dari dalam tanah. Tanah bagian atas yang kaya nutrisi ini juga rentan kehilangan kandungan mineral dan nutrisi karena beberapa kejadian alam seperti hujan dan banjir, terutama bila tidak ada tumbuhan yang hidup di atasnya.

Tanah dapat terancam oleh erosi. Erosi tanah yaitu berpindahnya sebagian lapisan tanah karena angin, air, atau es. Erosi sebenarnya merupakan proses alami, tetapi dapat diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk. 

Erosi tanah yang terjadi di Indonesia biasanya akibat derasnya arus air yang melewati suatu kawasan bertanah. Erosi tanah mengikis lapisan tanah teratas yang subur dan banyak dihuni oleh organisme tanah. 

Setelah erosi, yang tersisa ialah tanah yang kurang subur dan kualitas tanah menjadi kurang baik. Agar tanah terhindar dari bahaya erosi, upaya yang dapat dilakukan adalah reboisasi atau penanaman kembali di tanah yang gundul dan tanah yang banyak dilewati arus air. 

Selain itu, menerapkan terasering. Ini dapat menjaga hilangnya tanah akibat aliran air pada lahan-lahan yang miring.

2. Komponen tanah.

Kita telah mengamati komponen-komponen penyusun tanah. Apa saja komponen penyusun tanah? Ayo, kita pelajari komponen penyusun tanah berikut ini.

a. Batuan. 

Batuan merupakan bahan padat yang terbentuk secara alami yang tersusun atas campuran mineral dan senyawa lain dengan berbagai komposisi. Para ahli geologi mengelompokkan batuan menjadi tiga jenis berdasarkan proses terjadinya yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. 

Batuan dapat berasal dari magma gunung berapi yang mendingin. Batuan-batuan yang ada di bumi mengalami pelapukan sehingga menjadi bahan pembentuk tanah. 

b. Udara.

Pernahkah kamu berpikir bahwa di dalam tanah juga terdapat udara? Meskipun tanah adalah benda yang tampak padat, tetapi sebenarnya pada tanah tersebut terdapat rongga-rongga yang berisi udara. 

Tahukah kamu di manakah posisi rongga udara tersebut? Agar kamu dapat mengetahuinya, perhatikan gambar di bawah ini.

                       Keterangan gambar: Rongga udara di antara butiran tanah.

Berdasarkan gambar itu kamu dapat mengetahui bahwa rongga udara terdapat di antara butiran-butiran tanah. Selain di antara butiran tanah, rongga udara juga terdapat di antara batuan yang terdapat di tanah, di antara batuan dan butiran tanah, di antara butiran tanah dengan akar tumbuhan, ataupun di antara akar tanaman dengan 
batu. Rongga udara juga dapat terbentuk oleh aktivitas hewan tanah, misalnya cacing. 

c. Humus.

Humus adalah komponen organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi (penguraian) hewan atau tumbuhan yang telah mati, daun yang gugur, ataupun kotoran hewan oleh bakteri dan jamur. Kamu tentu sering mendengar bahwa humus adalah tanah yang subur. 

Tahukah kamu mengapa demikian? Humus adalah tanah yang memiliki tekstur gembur dan memiliki banyak pori-pori sehingga memungkinkan terjadi pertukaran udara. 

Kondisi tersebut menyebabkan akar memperoleh cukup udara. Tanah humus mampu mempertahankan air sehingga tanah selalu lembap. Selain itu, tanah humus juga mengandung mineral-mineral dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. 

Keterangan gambar: Humus.

d. Air.

Makhluk hidup yang hidup di tanah pada umumnya butuh kelembapan tanah. Kelembapan tanah disebabkan keberadaan air di dalam tanah. 

Tumbuhan juga membutuhkan air. Air diserap oleh tumbuhan setelah air menembus tanah dan mencapai akar. 

e. Mineral.

Masih ingatkah kamu dari manakah asal tanah? Tanah dapat berasal dari pelapukan batuan dan kerak bumi. 

Kerak bumi memiliki tebal 10-15 kilometer atau bahkan lebih. Nah, di dalam kerak bumi inilah banyak terkandung mineral berupa ion-ion positif dan ion-ion negatif. 

Tentu kamu sudah tidak asing dengan istilah ion bukan? Beberapa ion positif yang ada di dalam tanah ialah kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). 

Sementara ion-ion negatif yang terkandung dalam tanah ialah nitrat (NO3), fosfat (PO43–), dan sulfat (SO42-). Ion-ion tersebut merupakan nutrisi bagi tumbuhan yang diserap melalui akar. 

Kandungan mineral dalam tanah yang berbeda-beda menentukan sifat dan karakter suatu tanah. Tidak semua tanah sesuai untuk bercocok tanam bukan? Menurut pendapatmu, tanah di daerah manakah yang sangat mendukung untuk bercocok tanam?

Tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh kandungan mineral di dalamya, tetapi juga sifat fisika dan kimia tanah. Sifat fisika tanah mencakup tekstur dan struktur tanah. 

Selain itu, sifat fisika tanah yang dapat diamati dengan mudah untuk menentukan kesuburan tanah adalah warna tanah. Salah satu sifat kimia tanah yang menjadi indikator kesuburan tanah adalah derajat keasaman atau pH tanah. 

Tanah yang subur memiliki pH tanah sekitar 7. Pada kisaran pH tersebut tumbuhan dapat menyerap nutrisi secara optimal. 

f. Komponen organik.

Tanah merupakan tempat hidup dari sejumlah makhluk hidup seperti bakteri, jamur, alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme tanah tersebut menguraikan bahan-bahan yang berasal dari sisa makhluk hidup sehingga menghasilkan material organik di dalam tanah. 

Saat ini orang lebih banyak beralih pada pertanian organik. Pertanian organik menggunakan pupuk alami atau pupuk organik, bukan pupuk kimia sintetis. 

Pupuk organik memberikan beberapa keuntungan bagi kita karena pupuk organik melepaskan mineral secara perlahan melalui proses pelapukan. Oleh karena itu, ketersediaan mineral tanah lebih terjaga dan kita tidak perlu sering memupuk. 

Kejadian sebaliknya apabila tanah dipupuk dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia buatan menyediakan mineral secara langsung, tetapi mineral dari pupuk kimia ini akan lebih cepat hilang dari tanah. 

Pupuk organik dan pupuk kimia buatan memang akan melepaskan mineral-mineral yang sama sesuai dengan yang dibutuhkan tumbuhan, tetapi kita tetap harus pandai dan bijak dalam menggunakannya. Jika kita terlalu sering memupuk tanah dengan pupuk kimia buatan, akan berdampak buruk pada lingkungan di sekitar kita. 

Pupuk kimia buatan akan mudah terlarut dan terbawa oleh air hujan ke sungai, sehingga mengakibatkan pertumbuhan alga dan tumbuhan air yang sangat cepat yang melebihi kondisi normal. Kondisi ini disebut dengan eutrofikasi.    

Jika tumbuhan air terlalu subur, akan mengganggu kehidupan ikan. Apabila tumbuhan air tersebut mati, organisme pengurai akan membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. 

Kondisi tersebut menyebabkan oksigen terlarut di dalam air menjadi berkurang sehingga dapat mengakibatkan kematian bagi banyak ikan atau organisme air lain. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik