Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

2015 Menuju Tahun Terpanas Bumi

AFP/sciencealert/Dhk/L-2
12/9/2015 00:00
2015 Menuju Tahun Terpanas Bumi
(AFP)
KONDISI suhu bumi diperkirakan akan terus memburuk.

Temuan terbaru mengungkap rekor anyar temperatur bumi.

Data yang dirilis badan National Oceanic and Atmopheric Administration (NOAA) menyebut Juli sebagai bulan terhangat sepanjang sejarah.

Periode Januari-Juli 2015 juga mencatatkan rekor suhu terhangat sejak pencatatan modern dilakukan pada 1880.

Dalam laporan iklim globalnya, otoritas AS itu mencatat temperatur rata-rata di seluruh bagian darat dan laut bumi pada bulan lalu sebesar 16,61 derajat celsius.

Anomalinya mencapai +0,81 derajat celsius, sedikit lebih besar daripada rekor terdahulu pada 1998 yang berada di kisaran +0,73 derajat celsius.

Selain itu, tujuh bulan pertama 2015 juga membukukan rekor terhangat sepanjang masa.

Perbandingan data dari tahun ke tahun yang dilakukan para ilmuwan mengungkap fakta permukaan laut dan darat menghangat 0,85 derajat celsius.

Peneliti juga menghitung tingkat kenaikan temperatur pada Juli rata-rata 0,65 derajat celsius tiap satu abad.

Menurut peneliti, hasil itu menunjukkan tren memburuk.

Pemanasan akibat penggunaan bahan bakar fosil dituding penyebab utama.

Jika itu terus berlanjut, kondisi suhu bumi diperkirakan terus memburuk.

Sebagian besar wilayah bumi menjadi lebih hangat, termasuk Afrika, yang mengalami rekor terpanas.

Gejala yang sama juga teramati di bagian utara Amerika Selatan, bagian selatan Eropa, Asia Tengah, dan di ujung barat Amerika Serikat.

Di sisi lain, sebagian daerah Skandinavia, wilayah barat Rusia, dan timur serta selatan Asia menunjukkan kecenderungan berbeda.

Daerah-daerah itu lebih dingin daripada rata-rata.

Meski terdapat variasi, peneliti mengatakan turunnya suhu di sebagian kecil wilayah di bumi itu tidak mencerminkan kecenderungan secara keseluruhan.

"Berbagai belahan dunia memanas dan akan terus begitu. Gejala itu tampak secara berulang dalam data. Kami cukup yakin 99% bahwa 2015 akan menjadi tahun terhangat. Sekarang waktunya untuk melihat, apa dampaknya? Apa artinya bagi banyak orang?" ujar Jake Crouch, peneliti di National Centers for Environmental Information NOAA.

Menurut peneliti, setidaknya ada dua faktor penyebab. Pertama, tren penghangatan itu sendiri di berbagai wilayah yang secara kumulatif meningkatkan temperatur secara global.

Kedua, fenomena El Nino di wilayah Pasifik menyebabkan air laut menghangat.

Yang sebelumnya terkonsentrasi di barat daya Pasifik, kini menyebar ke bagian timur laut di bumi.

Status El Nino saat ini dikonfirmasi sebagai salah satu yang terkuat dan diprediksi akan terus bertahan hingga 2016.

Laporan NOAA itu muncul tepat tiga bulan sebelum konferensi perubahan iklim di Paris.

Hasil pertemuan itu dipastikan akan mementukan masa depan bumi terkait dengan penanganan perubahan iklim.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya