RASIO dokter spesialis kanker anak di Indonesia masih jauh dari ideal. Saat ini jumlah rata-rata kasus baru kanker anak di negara kita per tahunnya mencapai sektiar 4.100, tetapi total jumlah spesialis kanker hanya 60.
"Jumlah kasus baru kanker pada anak itu, belum termasuk dengan kasus kanker yang tidak terlaporkan atau terdeteksi," sebut Ketua Yayasan Anyo Indonesia (YAI) Pinta Manullang-Panggabean pada acara penggalangan dana untuk kanker anak bertajuk Gold Ribbon Art and Culture Evening di Jakarta, Sabtu (5/9).
Di sisi lain, masih banyak oÂrang yang beranggapan bahwa kanker hanya dapat menyerang orang dewasa. Padahal, lanjutnya, kanker pada anak selalu terjadi tiap tahunnya, dan kanker darah (leukemia) menjadi kanker nomor satu di Indonesia yang diderita anak-anak, dan selanjutnya ialah kanker mata.
Kurangnya pengetahuan kanker anak di masyarakat membuat pengobatan pada mereka selalu terlambat sehingga sulit disembuhkan.Terlebih lagi, kebanyakan anak yang menderita kanker diketahui kebanyakan berasal dari keluarga prasejahtera.
"Padahal, kalau berobat sejak di stadium awal, sebanyak 80% anak penderita kanker bisa disembuhkan," sebut Pinta.
Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan dan acara-acara yang dapat membantu masyarakat lebih mengenal kanker pada anak. Salah satunya ialah acara amal.
Komentar serupa dilontarkan pendiri dan Ketua Children’s Cancer Charity Club (4C’s) Nyoman Erinawati saat ditemui di perhelatan yang sama. Menurut Nyoman, acara amal, selain menjadi ajang edukasi, merupakan bentuk meriÂngankan beban yang dimiliki lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kanker anak.
Tahun lalu, lewat ajang yang sama 4C’s berhasil mengumpulkan dana hingga Rp235 juta. Kali ini lewat lelang dan undian voucer, Nyoman berharap bisa mendapatkan dana yang lebih banyak sebagai bantuan kepada anak-anak penderita kanker dari keluarga prasejahtera. (Ric/H-4)