Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

30 Ha Lembah Harau Terbakar

Yose Hendra
06/10/2016 04:50
30 Ha Lembah Harau Terbakar
(MI/YOSE HENDRA)

AKIBAT tidak adanya helikopter untuk memadamkan api kebakaran, kebakaran di Lembah Harau, Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat, terus meluas. Hingga saat ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memperkirakan, api telah melalap lebih dari 30 hektare hutan konservasi di Lembah Harau. Memasuki hari ke-10, pemadaman belum bisa dilakukan secara efektif, karena ketiadaan helikopter.

Kepala Satuan Polisi Kehutanan (Kasat Pol Hut) BKSDA Sumbar Zulmi Gusrul, kemarin mengatakan, pihaknya sedang melakukan pemadaman dengan peralatan yang ada di BKSDA dan BPBD Sumbar.

Menurutnya, untuk memadamkan api secara total, dibutuhkan helikopter untuk water bombing. Sebab, lokasi kebakaran sulit dijangkau. Sejauh ini, peminjaman heli telah dilakukan ke Riau dan Jambi, namun tidak terkabul. Upaya peminjaman heli kemudian berlanjut kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Terpisah, Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sumbar M Zaidi mengatakan, pemadaman sulit dilakukan karena kondisi hutan dan medan yang sulit dijangkau. Posisi kebakaran, katanya, berada di tebing bukit karst Harau di ketinggian 200m-300m.

“Tim BKSDA, BPBD, kepolisian, dan masyarakat, baru bisa memadamkan di bawah tebing yang berketinggian sekitar 15 meter. Artinya, yang bisa dijangkau mobil damkar (pemadam kebakaran). Kita coba pakai mesin portable untuk di atas, tapi tidak bisa,’’ tandasnya.

Persoalan semakin rumit ketika lahan di hutan konservasi tersebut dipenuhi daun-daun kering yang berguguran.

Menurut Zaidi, cagar alam Lembah Harau dipenuhi hutan primer dengan muatan hutan alam, dengan sarasah (daun-daun) kayu yang berjatuhan sudah menumpuk hingga ketebalan 40 cm. “Angin yang kencang mempercepat menjalarnya api di daun-daun tersebut.’’

Angin juga membuat titik koordinat kebakaran juga terus bergerak. Hingga saat ini, dia menduga kebakaran bermula dari aksi pembukaan lahan oleh masyarakat. Sebab, jelasnya, api bersumber dari lahan di luar kawasan cagar alam.

Hutan Cagar Alam Lembah Harau memiliki luas 270 ha. Kawasan ini merupakan salah satu destinasi tersohor di Sumatra Barat dengan tebing tinggi yang membentang panjang dan berliku dengan selubung air terjun di beberapa sisinya.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatra Barat Ade Edward mengatakan Lembah Harau merupakan satu dari 36 warisan geologi yang ada di Indonesia.

‘‘Lembah Harau masuk potensi geopark nasional,’’ tukasnya.

Selain Lembah Harau, kebakaran juga terjadi di kawasan perbukitan Air Guci, Nagari Taram, Kabupaten 50 Kota.


Cabut status

Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) akan mencabut status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Kalteng 8 Oktober 2016. Pencabutan status ini dilakukan seiring dengan terjadinya musim hujan di Kalteng.

“Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan jadi kita putuskan untuk mencabut status siaga darurat Karhutla Kalteng per tanggal 8 Oktober 2016 mendatang,” kata Dansat Karhutla Kalteng yang juga Danrem 102 Panju Panjung Palangkaraya Kolonel Arh Purwo Sudaryanto di sela peringatan HUT TNI di Lapangan Sanaman Mantikei Palangkaraya, kemarin.

Soal masih adanya empat unit helikopter untuk water bombing di Kalteng, Purwo mengatakan akan melaporkan perubahan status dan meminta helikopter ditarik ke daerah yang membutuhkan. (SS/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya