Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Musim Sinetron Turki

Fik/M-6
06/9/2015 00:00
Musim Sinetron Turki
(DOK SMEAKER)
PADA era 90-an, pemirsa Indonesia pernah dibuai lama dengan telenovela dari Amerika Latin. Tayangan tersebut menyajikan drama keluarga dengan berbagai intrik yang dekat dengan problematik masyarakat kita. Misalnya saja soal kesenjangan antara si miskin dan si kaya.

Ternyata, menurut hasil survei lembaga rating terbesar dan  yang banyak digunakan stasiun televisi mengungkapkan, tayangan tersebut masih dinanti. Selain pemerannya yang memiliki perawakan cantik serta tampan, alur kisah serta konflik yang disajikan pun membuat masyarakat kerasan berlama-lama di depan televisi.

Oleh karena itu, sejak Maret lalu, SCTV menjadi pionir penayangan kembali sinetron tersebut, tapi kali ini dari Turki. Mereka yang belakangan biasanya menyajikan konten lokal, kini kembali dengan program tayangan impor. "Tapi setelah dilihat dari sisi kontennya, pemainnya, penggarapannya, sepertinya cocok untuk pemirsa SCTV. Kami lihat dari ceritanya yang cocok untuk keluarga, ibu-ibu, anak-anak. Formulasi yang sama dengan sinetron di Indonesia, jadi kami yakin akan cocok di Indonesia," jelas General Manager Programming Acquisition SCTV Banardi Rachmad kepada Media Indonesia, Jumat (4/9).

Banardi menjelaskan, awalnya ketika episode awal tayangan ini tidak mendapat respons bagus. Namun, di minggu kedua peningkatannya luar biasa, bahkan share rating-nya bisa sampai 28% pada malam penayangan.

Kesuksesan tayangan Turki di SCTV seperti Elif, lantas diikuti stasiun televisi lain, seperti Cinta di Musim Cherry (Trans TV) atau Abad Kejayaan (ANTV).

Alasan murahnya biaya, membuat program tayangan luar negeri semacam ini diminati stasiun televisi. "Nilai belinya hanya seperempat harga sinetron dalam negeri," ujar Banardi, tanpa mau merinci nilai nominalnya. Menurutnya, harga tersebut bisa murah lantaran sinetron mereka dipasarkan di banyak negara, sementara sinetron Indonesia hanya di dalam negeri.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya