Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
AKSARA Lampung adalah sistem penulisan yang berasal dari daerah Lampung, Indonesia. Sebagai salah satu warisan budaya yang kaya, aksara ini memiliki sejarah panjang dan fungsi yang beragam dalam kehidupan masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara mendalam mengenai sejarah, fungsi, karakter, serta cara penggunaan aksara Lampung.
Dengan penjelasan yang lengkap dan contoh yang relevan, diharapkan pembaca dapat lebih memahami dan menghargai keberadaan aksara Lampung.
Baca juga : Presiden Jokowi Teken Perpres Pelestarian Borobudur
Aksara Lampung pertama kali muncul pada abad ke-16, diperkirakan sebagai hasil pengaruh dari aksara Jawa dan aksara Melayu.
Aksara ini digunakan untuk menuliskan bahasa Lampung, yang merupakan bahasa daerah yang kaya akan kosakata dan makna.
Aksara Lampung terdiri dari 20 huruf dasar dan sejumlah anak huruf yang digunakan untuk menandakan vokal. Sejarah aksara ini berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan-kerajaan di Lampung, di mana aksara ini digunakan untuk mencatat dokumen resmi dan perjanjian.
Baca juga : Gurun Sahara: Tumbuhan, Hewan, Penduduk, Ekonomi, Transportasi, dan Eksplorasi
Dalam konteks sejarah, aksara ini mencerminkan perjalanan panjang masyarakat Lampung dalam mempertahankan identitas budaya mereka.
Sebagai contoh, naskah-naskah yang ditemukan dari zaman kerajaan Lampung menunjukkan penggunaan aksara ini dalam menuliskan teks-teks penting, seperti undang-undang adat dan sejarah lokal.
Melalui naskah tersebut, generasi berikutnya dapat memahami warisan budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Lampung.
Baca juga : Ternyata, Bajak Laut itu Nyata! Ini Buktinya!
Aksara Lampung memiliki struktur yang unik dan karakter yang khas. Terdapat 20 huruf dasar dalam aksara ini, yang masing-masing memiliki bentuk dan suara tertentu.
Selain itu, terdapat juga anak huruf yang digunakan untuk menandakan vokal, yang berfungsi untuk memperkaya bahasa. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai karakter dan strukturnya:
Huruf dasar dalam aksara Lampung memiliki bentuk yang berbeda dengan huruf Latin. Setiap huruf dasar memiliki fonem tertentu yang merepresentasikan suara dalam bahasa Lampung.
Baca juga : Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme serta 4 Dampaknya dalam Sejarah
Misalnya, huruf "Ka" dalam aksara Lampung akan digunakan untuk menuliskan kata-kata yang dimulai dengan suara /k/.
Dalam aksara Lampung, ada juga anak huruf yang digunakan untuk menunjukkan variasi vokal yang mengikuti huruf dasar. Berikut adalah beberapa anak huruf vokal yang umum digunakan:
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh penggunaan aksara Lampung dalam kalimat:
Dengan pemahaman karakter dan strukturnya, masyarakat dapat lebih mudah menulis dan membaca dalam aksara Lampung. (Z-10)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved