Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM satu dekade terakhir, teknologi digital dan arus digitalisasi makin meningkat di berbagai sektor. Sebanyak 220 juta warga Indonesia aktif menggunakan internet. Indeks Kesiapan Jaringan Telekomunikasi Indonesia menempati peringkat ke-11 di Asia Pasifik, khususnya dalam pilar teknologi.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan pencapaian itu menunjukkan adopsi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan bangsa makin meningkat.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mencatat kemajuan signifikan dalam dunia digital. Indonesia memasuki babak baru dalam transformasi digital yang menjanjikan masa depan yang cerah bagi perekonomian nasional,” ungkapnya dalam acara Digital Nation Summit, Kamis (12/9).
Baca juga : Optimalkan Teknologi Digital Dukung Kinerja dan Pelayanan Publik
Menurut Budi Arie, digitalisasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas di sektor kunci seperti manufaktur dan pertambangan.
“Transformasi digital akan membantu meminimalkan dampak lingkungan dan membawa manfaat besar bagi perekonomian kita di kedua sektor tersebut,” imbuhnya.
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk memastikan akses internet yang lebih cepat dan merata melalui penggelaran kabel serat optik dan koneksi satelit guna mengatasi kesenjangan digital di seluruh wilayah Tanah Air.
Baca juga : Menkominfo Dorong Diaspora Ambil Peran Bergerak Majukan Indonesia
“Indeks Kesiapan Jaringan Telekomunikasi mencerminkan kemajuan dalam penyebaran jaringan seluler 2G dan 4G yang menjangkau berbagai daerah di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Budi Arie menegaskan komitmen Kominfo untuk mewujudkan transformasi digital dan mencapai Visi Indonesia Digital 2045. Hal itu dilakukan dengan mendorong seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengembangan infrastruktur digital dan keterampilan digital.
“Dengan peran serta aktif masyarakat, kita dapat memposisikan Indonesia sebagai negara manufaktur dan pertambangan yang kompetitif di tingkat global,” tegasnya.
Baca juga : Menteri Budi Arie: MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional
Dia berharap Digital Nation Summit 2024 akan menjadi momentum eksplorasi potensi transformasi digital dalam sektor manufaktur dan pertambangan. Bahkan, Budi Arie mengajak semua pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif dan berarti.
“Bersama-sama, kita dapat memastikan bahwa industri manufaktur dan pertambangan Indonesia menjadi yang terdepan dalam kemajuan teknologi dan pembangunan berkelanjutan,” tandasnya.
Digital Nation Summit 2024 memfasilitasi diskusi dan keterlibatan pemangku kepentingan regional dalam memajukan teknologi seluler untuk pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Tahun ini, pertemuan secara khusus membahas masa depan transformasi digital di sektor manufaktur dan pertambangan. Teknologi mutakhir diharapkan dapat mengubah industri dan menciptakan peluang baru di era digital. (S-1)
Pentingnya reindustrialisasi yang berfokus pada sektor-sektor padat karya.
Pameran ini menjadi ajang strategis bagi pelaku industri manufaktur, logistik, pengemasan, dan percetakan guna memperkenalkan inovasi, memperluas jaringan bisnis.
Industri manufaktur dalam negeri masih mengalami tekanan di tengah dinamika ekonomi global dan banjirnya impor produk jadi di pasar domestik.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Mei 2025 masih berada di jalur ekspansi. IKI pada Mei ini tercatat di level 52,11 poin.
Dalam rilisnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) periode tersebut sebesar 17,50%.
KEMENTERIAN Perindustrian mengungkapkan kepercayaan industri mengalami penurunan di tengah ketidakpastian ekonomi dunia maupun domestik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved