Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan bahasa secara estetik dan imajinatif untuk menyampaikan perasaan, pikiran, atau pengalaman dengan cara yang padat dan berirama.
Puisi sering kali ditulis dengan memperhatikan ritme, rima, serta pilihan kata yang tepat untuk menciptakan makna mendalam dan kesan artistik.
Puisi bisa bersifat pribadi dan reflektif, namun juga bisa menjadi alat untuk menyampaikan kritik sosial, politik, dan budaya.
Baca juga : Apa Itu Narrative Text? Berikut Struktur dan Contohnya
Aku lihat Indonesia
Kepulauan zamrud di khatulistiwa
Terbentang laut dan gunung menjulang
Sungai mengalir, ladang membentang
Hijau subur tanah yang kaya
Tempat tinggal para bangsa
Aku lihat Indonesia
Dalam sorot mata anak-anak desa
Di keringat petani yang bekerja
Di wajah nelayan yang berlayar
Semangat berkobar di tiap langkah
Menjemput harapan dalam kerja keras
Aku lihat Indonesia
Dalam suara alam yang merdu
Di bawah langit biru tak terhingga
Matahari terbit membawa harapan
Di balik awan gemawan putih
Masa depan negeri yang cerah
Baca juga : Mengenal Kata Sifat Bahasa Inggris, Berikut Contohnya
Aku lihat Indonesia
Bangsa yang besar dengan cita-cita
Membangun negeri penuh cinta
Dengan persatuan dan kebersamaan
Melangkah maju penuh keyakinan
Untuk masa depan yang gemilang
Puisi ini menggambarkan keindahan alam Indonesia dan kekayaan budayanya, penuh dengan kebanggaan akan tanah air.
tak ada yang lebih tabah
dari hujan di bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Baca juga : Fadli Zon dan Para Sastarawan Bacakan Puisi Perdamaian untuk Gaza
tak ada yang lebih bijak
dari hujan di bulan Juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan di bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Sebuah puisi yang menggambarkan keindahan hujan dan bagaimana alam berbicara dalam kesunyian dan keheningan.
Baca juga : Khitah Negara pada Sastra Masuk Kurikulum
Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau kuhargai
Mengungkapkan rasa cinta kepada alam Indonesia dan semangat juang untuk melindungi tanah air.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang menyinggung muram,
desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi.
Aku sendiri.
Berjalan
menyusur semenanjung,
masih pengap harap.
Sekali tiba di ujung
dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Puisi ini menggambarkan keindahan senja yang penuh makna di sebuah pelabuhan kecil, memancarkan suasana hening dan damai.
Pohon itu tumbuh karena angin
ia merindukan sepi
memanjat langit dan berbisik
kepada mega-mega yang lewat
Ia mendengarkan akar-akarnya
berbisik kepada bumi yang senyap
menyimpan rahasia di tubuhnya
yang akan dipersembahkan pada sunyi
Pohon itu menunggu angin
dan hujan yang tak kunjung tiba
di tubuhnya tersimpan ribuan kisah
tentang pertemuan angin, hujan, dan matahari
Menggambarkan kesederhanaan dan kebesaran sebuah pohon yang berdiri kokoh, namun diam-diam memberi kehidupan.
Di atas bukit, aku berdiri,
memandang sawah luas terbentang,
angin berhembus lembut, membawa sunyi,
di antara awan yang perlahan hilang.
Pepohonan bergoyang menari,
daun-daun jatuh menyentuh tanah,
ada damai dalam sepi ini,
di bawah langit biru tanpa batas.
Burung terbang tinggi ke angkasa,
meninggalkan jejak yang tak terlihat,
di atas bukit aku merasa,
kedamaian alam yang tak tergantikan.
Puisi yang menggambarkan ketenangan dan kedamaian saat berada di atas bukit, meresapi pemandangan yang luas dan indah.
Dengarlah, angin menyanyikan lagu
Di antara dedaunan dan ranting yang rindu
Gemercik air di sungai mengalir tenang
Membawa cerita hutan yang tak pernah usang
Burung-burung berkicau merdu
Menyapa pagi dengan penuh syahdu
Gunung-gunung berbaris megah
Menjaga rahasia langit yang penuh berkah
Langit biru menyelimuti bumi
Awan putih melukis harmoni
Alam berbicara dalam bahasa hening
Mengajarkan cinta yang tak pernah dingin
Di sini, aku terdiam sejenak
Merasakan alam yang penuh jejak
Nyanyiannya abadi dalam jiwa
Mengiringi langkah di sepanjang masa
Sebuah puisi yang mengekspresikan keindahan alam melalui nyanyian burung, angin, dan pepohonan yang menjadi simbol kehidupan yang harmonis.
Angin yang lewat
Membelai sunyi
Lembut dan cepat
Menyusur hari
Ia datang membawa rindu
Bersama ombak yang terus berlalu
Tak ada jejak, tak ada tanda
Hanya rasa, menggetar dada
Angin, kau bisikkan rahasia
Yang tak pernah diucap manusia
Kau pergi tanpa pamit
Namun selalu kembali, tak pernah terhenti
Puisi pendek ini menggambarkan angin sebagai simbol kebebasan dan kekuatan alam yang tak terbendung.
Aku telah mendengar bisikan pepohonan,
Yang berbicara tentang rahasia abadi,
Dan suara angin yang menderu lembut,
Membawa pesan dari tempat yang jauh.
Di tengah sunyi, aku merasa hidup,
Alam berbicara dalam bahasa yang tenang,
Menyanyikan lagu yang tak pernah usai,
Tentang cinta yang dalam dan tak terucapkan.
Rindu pada alam adalah rindu akan diri,
Yang tertanam dalam setiap daun dan tanah,
Setiap hembusan angin adalah sapaan kasih,
Yang mengingatkan akan kedamaian yang hakiki.
Alam tidak meminta apa-apa dariku,
Namun memberi segalanya tanpa ragu,
Di dalam pelukannya, aku temukan jiwa,
Yang tenang dan damai, selamanya.
Karya Gibran ini menggambarkan kerinduan manusia pada alam dan bagaimana alam menjadi cerminan ketenangan dan kebahagiaan batin.
Wahai burung camar
Engkau terbang rendah di atas ombak
Mencari jejak angin
Di langit yang biru tak berbatas.
Sayapmu mengepak penuh kebebasan
Tanpa beban, tanpa kesedihan
Engkau adalah pengelana angin
Yang setia pada panggilan laut.
Dari pantai ke pantai
Engkau menari di antara buih
Mengirim salam pada cakrawala
Yang jauh, yang tak terjangkau.
Wahai burung camar
Kebebasanmu adalah nyanyian alam
Yang abadi,
Yang melintasi batas waktu dan ruang.
Engkau ajarkan aku arti perjalanan
Untuk terus melangkah
Meski ombak menghadang
Dan angin berubah arah.
Menggambarkan burung camar sebagai lambang kebebasan dan petualangan di alam luas, penuh dengan harapan dan impian.
Di tengah kebun aku berjalan,
Seorang diri di waktu senja,
Bunga dan daun berguguran,
Menyambut malam yang kian tiba.
Angin mendesah pelan mengiring,
Menyapu rumput, membelai dahan,
Rasa hening meresap perlahan,
Di dalam hati yang sunyi sepi.
Bunga-bunga dalam keremangan,
Menggoda jiwa yang mendamba,
Mengajak serta dalam khayalan,
Tentang cinta dan bahagia.
Namun malam tiba perlahan,
Membawa dingin dan kegelapan,
Kebun pun sunyi, tak lagi riuh,
Hanya tersisa kenangan teduh.
Puisi ini menggambarkan suasana alam yang damai, di mana setiap elemen alam menyatu dalam harmoni yang menenangkan.
Pagi yang cerah, langit terbentang biru,
Burung-burung bernyanyi riang menyapa embun,
Matahari perlahan terbit dari timur jauh,
Mengusir sisa-sisa malam yang telah berlalu.
Angin semilir menghembus lembut,
Membelai dedaunan yang berkilau basah,
Pepohonan pun tersenyum damai,
Menyambut hari baru dengan penuh berkah.
Di ujung sana, sawah hijau terbentang luas,
Ditemani para petani dengan cangkul di tangan,
Mereka sambut rezeki dengan hati ikhlas,
Dalam langkah pasti dan doa yang dilantunkan.
Pagi yang cerah, alam pun tersenyum indah,
Mengajarkan kita tentang harapan dan cinta,
Bahwa di setiap fajar yang terbit,
Ada kehidupan baru yang menanti kita sambut.
Sebuah puisi yang menggambarkan pagi hari dengan penuh keindahan, di mana alam bangun dari tidur panjangnya, membawa harapan baru.
Lautan, engkau luas tak bertepi,
Misteri abadi yang menggulung dalam diam,
Kau simpan rahasia dalam gelombang,
Yang tak terucapkan, namun terasa mendalam.
Setiap ombak yang datang dan pergi,
Mengukir jejak di pantai sunyi,
Dan di kedalamanmu, ada kedamaian,
Yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mendengarkan.
Engkau membawa kehidupan dan kehilangan,
Menyatukan daratan yang berjauhan,
Dalam dekapanmu, ada cinta yang diam,
Ada duka, dan ada kebahagiaan yang terpendam.
Lautan, kau cerminan jiwa,
Yang penuh dengan gelora dan ketenangan,
Dalam gelap dan terang, kau terus bernyanyi,
Mengingatkan kita akan perjalanan yang tak pernah henti.
Puisi ini menggambarkan keagungan lautan dan bagaimana lautan menjadi metafora kehidupan yang penuh dengan kedalaman dan misteri.
Lembah yang sunyi, hijau terhampar,
Di bawah langit luas dan biru,
Angin berhembus lembut dan sabar,
Menyapa dedaunan yang bergoyang sendu.
Di sini aku berdiri sendiri,
Meresapi sepi yang begitu damai,
Hidup terasa seperti mimpi,
Yang melayang perlahan tanpa tepi.
Bukit-bukit berdiri memagari,
Lembah ini bagai tempat rahasia,
Di mana waktu berhenti menanti,
Dan alam menyimpan segala cerita.
Lembah, engkau tempatku mencari,
Makna dalam sunyi dan kedamaian,
Menghapus lelah dari hari ke hari,
Menyatu dalam alam tanpa penyesalan.
Menggambarkan keindahan lembah sebagai tempat perlindungan dan kedamaian, di mana alam memberikan ketenangan bagi jiwa yang lelah.
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Januari
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Januari
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Januari
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Sebuah puisi yang menggambarkan suasana hujan di bulan Januari, penuh dengan kesan melankolis namun menenangkan, memuja alam dalam keheningan.
Setiap puisi di atas menggambarkan keindahan dan kekuatan alam dalam berbagai bentuk, mulai dari hujan, gunung, laut, hingga angin, yang menjadi inspirasi bagi para penyair untuk mengungkapkan makna kehidupan, kebebasan, dan ketenangan. (Z-12)
Staf Ahli Bidang SDM dan Kemasyarakatan Kota Padang, Syahrial Kamat, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian yang dikemas dalam karya seni.
Hadania meluncurkan dua buku seni, “39 is 0” dan “My Rhapsody in Blue”, serta kartu oracle Sacred Feminine,
Sapardi Djoko Damono, merupakan sastrawan besar Indonesia yang puisi-puisinya telah melintasi generasi dan diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Selami keindahan alam lewat puisi! Temukan pesan tersembunyi di balik rimbunnya hutan, birunya laut, dan gemerisik angin. Inspirasi dan refleksi menanti!
Puisi sering kali menggunakan diksi yang bermakna ganda, imajinasi, serta ritme tertentu untuk menyampaikan perasaan, ide, atau pengalaman secara mendalam dan emosional.
Puisi tentang alam ini memiliki makna yang cukup dalam untuk keberlangsungan alam kita. Melalui puisi tentang alam kita akan diingatkan tentang pentingnya menjaga ekosistem.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved