Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PADA Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024 ada sejumlah mitos yang menyebar luas. Namanya juga mitos, faktanya bisa saja bertolak belakang.
Selain itu, para pejuang UTBK SNBT 2024 perlu tahu kisi-kisi materi dan sistem penilaiannya. Apa saja kira-kira materi yang berpeluang besar keluar? Ini penting agar pejuang UTBK SNBT dapat lebih fokus dalam belajar di waktu sempit ini dan memperoleh perguruan tinggi negeri idaman.
Begitu pun sistem penilaiannya. Apakah sistem penilaian pada UTBK SNBT 2024 tergantung pada tingkat kesulitan dan salah atau benar jawabannya? Nah, berikut uraiannya.
Baca juga : UTBK SNBT 2024: Jadwal Penting, Pelaksanaan, Tata Tertib, Jenis Tes
1. Mitos: Passing grade UTBK bisa memberikan data akurat tentang minimal nilai yang harus dicapai.
Fakta: Hasil UTBK dari tahun-tahun sebelumnya tidaklah relevan untuk digunakan sebagai penilaian terhadap kelulusan peserta saat ini.
2. Mitos: Peserta bebas memilih ujian gelombang pertama atau gelombang kedua.
Baca juga : Simak Aturan Berpakaian saat Mengikuti UTBK SNBT
Fakta: Gelombang UTBK ditentukan sistem secara otomatis ketika pendaftaran.
3. Mitos: Skor UTBK gelombang kedua akan lebih kecil dibanding gelombang pertama.
Fakta: Tidak ada perbedaan penilaian UTBK gelombang pertama dan kedua, hasil ujian digabung untuk gelombang pertama atau kedua.
4. Mitos: Soal UTBK gelombang kedua lebih sulit dibanding gelombang pertama.
Fakta: Sulit atau tidak itu relatif, tergantung kemampuan dan persiapan peserta.
5. Mitos: Peserta yang ikut UTBK gelombang 1 lebih besar peluang lolosnya.
Fakta: Penentuan lolos atau tidak tergantung skor UTBK tidak memandang ujian di gelombang pertama ataupun kedua.
6. Mitos: Peserta yang ikut gelombang kedua akan mendapat bocoran soal.
Fakta: Tipe soal UTBK sangatlah beragam, meski mendapat cerita dari gelombang pertama belum tentu soalnya akan sama persis.
7. Mitos: Peserta UTBK bisa mengikuti dua gelombang sekaligus.
Fakta: Peserta UTBK hanya diberikan satu kali kesempatan untuk mengikuti UTBK di gelombang pertama atau gelombang kedua.
Mulai 2018, seleksi tes masuk PTN menerapkan sistem penilaian Teori Respons Butir atau yang juga dikenal dengan Item Response Theory (IRT).
Simpelnya, sistem IRT menggunakan pembobotan tiap soal bergantung dari tingkat kesulitannya. Di sini tidak ada sistem minus apabila salah menjawab atau tidak menjawab soal (poinnya O).
Bobot/tingkat kesulitan tiap soal ini tidak ditentukan di awal, tetapi bergantung dari hasil seluruh peserta UTBK setelah ujian. Artinya, suatu soal bobotnya akan semakin besar apabila banyak orang yang menjawab salah di soal tersebut. Jadi akan lebih menguntungkan bila kalian bisa menjawab dengan benar soal yang banyak orang salah.
Sistem IRT bertujuan membedakan kemampuan setiap peserta agar lebih efektif. Ini karena sistem itu bisa mengetahui kelebihan/kelemahan peserta terhadap materi yang diujikan dari tingkat kesulitan soal. Jadi misal kalian dan teman-teman lain punya jumlah soal benar yang sama, skor UTBK belum tentu sama.
Tahap pertama, seluruh jawaban benar akan diberi poin 1, dan soal yang salah atau tidak dijawab akan diberi poin 0.
Tahap kedua, setiap soal yang benar akan dilihat karakteristik kesulitannya sesuai dengan jawaban seluruh peserta.
Tahap ketiga, karakteristik soal yang didapatkan di tahap kedua akan dipakai untuk menghitung skor peserta. Soal yang relatif sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi.
• Fokus pada materi yang dikuasai. Apabila ada soal yang kurang dimengerti atau membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan lewati terlebih dahulu.
• Jangan ada soal yang kosong. Tetap isi soal walaupun tidak paham, karena tidak ada sistem minus (siapa tau ada yang betul).
• Jangan pukul rata jawaban. Apabila ada soal yang tidak dipahami, jangan pukul rata semua jawaban hanya pada 1 opsi. Gunakan metode eliminasi opsi jawaban yang paling mungkin salah.
Subtes ini memiliki 30 soal dengan waktu 30 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 60 detik.
Subtes ini memiliki 15 soal dengan waktu 20 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 80 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 25 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 75 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 15 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 45 detik.
Subtes ini memiliki 30 soal dengan waktu 40 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 90 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 30 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 90 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 30 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 90 detik.
Mencakup tiga komponen:
• Penalaran induktif (10 soal, 10 menit): Kesesuaian pernyataan, sebab akibat.
• Penalaran Deduktif (10 soal, 10 menit): Simpulan logis, penalaran analitik.
• Penalaran Kuantitatif (10 soal, 10 menit): Kuantitas, hubungan matematika sederhana, aritmatika dasar (penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).
Lebih rinci lagi yaitu:
a. Logika gambar.
b. Angka pada gambar.
c. Operasi bilangan sederhana.
d. Logika matematika.
e. Memperkuat/memperlemah argumentasi.
f. Aritmatika sederhana.
g. Statistika sederhana.
h. Deret dan baris sederhana.
i. Pernyataan benar/salah.
• Sinonim.
• Ide pokok.
• Bentuk kata.
• Kesesuaian wacana.
• Hubungan antarparagraf.
• Simpulan.
• Ide pokok.
• Makna kata.
• Bentuk kata.
• Kalimat efektif.
• Ejaan konjungsi.
• Kepaduan wacana.
• Geometri.
• Aljabar.
• Fungsi statistika dan peluang.
Lebih rinci lagi yaitu:
• Eksponen.
• Statistika.
• Peluang permutasi & kombinasi.
• Bangun ruang bangun datar.
• Teorema phytagoras trigonometri.
• Persamaan dan pertidaksamaan.
• Persamaan garis.
• Persamaan kuadrat.
• Garis dan sudut matriks.
• Relasi dan fungsi.
• Deret aritmatika & geometri.
• Tabel dan grafik.
• Kata dalam bacaan.
• Paragraf dalam bacaan.
• Kalimat dalam bacaan.
• Gagasan utama dalam perbaikan kata.
• Detail information.
• Inference.
• Main idea.
• Author's tone and opinion.
• Synonym and reference question.
• Main purpose.
• Simplify question.
• Untated question.
• Transition question and organization of ideas.
a. Bilangan.
• Representasi (representasi bilangan cacah, bulat, pecahan, desimal, irasional, berpangkat, dan notasi ilmiah).
• Sifat urutan (mengidentifikasi objek yang memiliki harga kuantitatif yang lebih besar atau mengurutkannya berdasarkan kuantitasnya).
• Operasi hitung (penggunaan bilangan dalam operasi hitung/eksponen).
b. Aljabar.
• Persamaan dan pertidaksamaan.
• Relasi dan fungsi.
• Pola bilangan (aritmatika & geometri).
• Rasio dan proporsi.
c. Data dan ketidakpastian.
• Kemampuan dalam membentuk sesuatu (forming), ketepatan dalam menafsirkan dan ketepatan mengevaluasi suatu kesimpulan yang ditarik dari situasi penuh dengan ketidakpastian (peluang).
• Kemampuan dalam melakukan penyajian dan interpretasi data (statistika).
d. Pengukuran dan geometri.
• Konsep dan penerapan untuk mengenali kuantitas dari bangun datar & bangun ruang (luas dan volume).
• Penguasaan terhadap harga kuantitatif dari atribut bangun ruang yang terskala (metrik), baik dalam skala satuan pokok (panjang, massa, waktu) maupun skala satuan turunan (luas; debit, volume).
• Penguasaan terhadap atribut ruang spasial (arah, sistem koordinat petak, dan sistem koordinat kartesius).
Itulah mitos dan fakta, sistem penilaian dan strategi pengerjaan soal, serta kisi-kisi materi tiap subtes dalam UTBK SNBT 2024. Semangat belajar dan sukses ya dapat diterima di PTN yang diidam-idamkan. (Z-2)
Kuasai UTBK! Pelajari rumus matematika penting yang sering keluar di ujian. Tips & trik jitu agar lolos PTN impianmu. Raih skor tinggi sekarang!
Sebanyak 285.380 peserta dinyatakan lolos dari 860.976 pendaftar Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
Pada tahun ini, jumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dengan pendaftar terbanyak adalah Universitas Indonesia (UI) dengan 111.206.
INSTITUT Teknologi Bandung (ITB) menerima 1.740 calon mahasiswa baru program sarjana melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
PANITIA seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 secara resmi mengumumkan Hasil Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
PIHAK Unhas Makassar sebagai panitia Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT 2025) mengungkapkan adanya kasus joki UTBK.
Dari sekitar 4,1 juta siswa kelas 12 pada tahun ajaran 2023/2024, hanya sekitar 9% yang berhasil lolos ke PTN lewat jalur SNBP dan SNBT.
Untuk mengantisipasi kendala teknis agar para siswa lancar mengakses laman hasil seleksi, panitia SNPMB telah menyediakan sejumlah link PTN mirror sebagai alternatif akses.
Calon peserta yang akan mengikuti UTBK SNBT diperkirakan akan sangat banyak karena yang mendaftar merupakan siswa 12 dan gap year.
Kondisi PTN berbeda bagai langit dan bumi. Masalah sarana diselesaikan negara bertahap dan pasti karena kuatnya pendanaan.
Setiap sekolah harus memiliki target kelulusan dan aktif meningkatkan peluang siswa untuk diterima di PTN, sekolah kedinasan, dan PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri).
Salah satu indikator yang menentukan keunggulan dalam pemeringkatan THE WUR adalah kualitas dari penelitian. Bagi UMY, ini merupakan indikator strategis yang sejalan dengan roadmap
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved