Regina Art Monologue Project Pukau Publik Den Haag

SETELAH sukses di beberapa negara, Regina Art Monologue Project yang menampilkan monolog berjudul 'Cotton Candy' yang dibawakan Joane Win dan 'Besok atau Tidak Sama Sekali' oleh Wawan Sofwan, pentas di kota Den Haag, Belanda. Pertunjukan monolog yang mengangkat isu kekerasan seksual terhadap perempuan, nasionalisme dan kemerdekaan itu mampu menguras emosi para penonton yang hadir.    

"Kedua monolog dari Regina Art sangat ekpresif dan menginspirasi semua yang menonton, kita seperti terbawa ke dalam situasi yang sesungguhnya. Tetap maju dan semoga sukses untuk pementasan selanjutnya." ujar Prof. Dr. Agus Setiabudi, atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia Den Haag, setelah menyaksikan pementasan Regina Art Monologue Project di Aula KBRI Den Haag, Jumat (3/11).

Pentas monolog di Den Haag dihadiri antara lain para diaspora Indonesia di Belanda, beberapa seniman, pelajar, hingga warga lokal. Salah satu penonton lokal Hedi Hinzler menyampaikan penampilan Joane Win sangat luar biasa.

"Dengan dialog yang panjang, emosinya sangat dalam dan disampaikan dengan indah, isu yang diangkat juga sangat penting untuk diungkapkan agar publik semakin tau betapa dalamnya trauma yang dialami para korban kekerasan seksual." ujar Hedi.

Apresiasi juga diungkapkan Deby Subiyanti dari Stichting Peduli Seni Indonesia di Belanda. "Kedua monolog yang disampaikan dalam rangkaian pentas di Eropa ini akan sangat membantu generasi muda untuk lebih mengenal tentang Soekarno, terlebih lagi tentang perjuangan seorang wanita korban kekerasan seksual dalam mengatasi traumanya. Selamat untuk Regina Art Monologue Project yang luar biasa," tuturnya.

Setelah, Den Haag, Regina Art Monologue Project akan bertolak ke Paris untuk pementasan selanjutnya pada 7 November 2023. (RO/R-2)