Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
DIREKTUR Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati mengajak lulusan pendidikan vokasi untuk menjadi seorang wirausahawan dibandingkan sebagai aparatur sipil negara (ASN). Terlebih jika lulusan vokasi juga memiliki keahlian di bidang lain seperti hukum, keuangan, dan teknik sehingga bisa semakin mengembangkan usahanya.
"Kami sangat mengharapkan lulusan vokasi menjadikan wirausaha atau bekerja di sektor ekonomi sebagai pilihan utama," katanya dalam acara coffe dengan Forum Wartawan Pendidikan Kebudayaan (Fortadik), Rabu (13/9).
Kiki menuturkan para lulusan vokasi boleh menjadikan ASN atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebagai pilihan utama asal menjadi seorang pendidik. Sebagai contoh, lulusan vokasi apabila ingin menjadi seorang ASN bisa sebagai guru SMK atau dosen atau peneliti teknologi terapan sehingga ilmu yang diperoleh selama masa sekolah dapat tersalurkan.
"Kalau pun jadi ASN itu kami harapkan ASN yang erat dengan kevokasiannya. Harus kita wujudkan relevansinya," ujar Kiki.
Ditambahkan Kiki, pihaknya sedang berkoordinasi bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) untuk memperbaiki beberapa regulasi. Regulasi yang disempurnakan tersebut di antaranya terkait rekrutmen jenjang D-III dalam Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang hanya masuk di golongan II C sedangkan untuk jenjang sarjana atau sarjana terapan di III A.
"Regulasi itu harus diperbaiki karena perbedaannya terlalu jauh. Ini sudah kami komunikasikan dengan KemenPANRB dan mereka sangat menyadari harus segara direvisi," katanya.
Di acara yang sama, Sekretaris Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Saryadi menyebutkan sebanyak 16 politeknik negeri akan berstatus Badan Layanan Umum (BLU) hingga akhir 2023. Saryadi merinci, saat ini sudah ada 13 politeknik berstatus BLU sedangkan tiga lainnya sedang dalam proses menuju berstatus BLU.
13 politeknik yang sudah berstatus BLU itu meliputi Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Semarang, Politeknik Negeri Medan, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Jember, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Sriwijaya dan Politeknik Negeri Pontianak. Sedangkan tiga politeknik yang masih dalam proses adalah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Lampung dan Politeknik Negeri Padang.
"Saat ini yang sedang dalam proses dan dalam antrean akan ditetapkan sebagai BLU nanti ada tiga. Mudah-mudahan tahun ini," ujarnya. (Ant/R-2)
Desain prodi harus berbasis kebutuhan nyata. Mulai dari identifikasi tantangan, mendengar stakeholder, benchmarking global, melibatkan pakar, hingga evaluasi berkelanjutan.
Penandatanganan ini menjadi simbol komitmen kedua belah pihak untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang inklusif, berdaya saing, serta mampu berkontribusi nyata bagi masyarakat.
Empat siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) binaan Yayasan Pendidikan Astra menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (FK Usakti) menerima sertifikat ISO 21001:2018 untuk Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan.
Indonesia–Korea Higher Education Forum (IKHEF) 2025 sukses digelar pada 13 Agustus lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar Peringatan 1 Tahun sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
UPAYA meningkatkan kualitas hidup warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan terus digalakkan melalui pelatihan keterampilan dan pembinaan spiritual.
BEKERJA sama dengan Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandination kembali menghadirkan program pelatihan kewirausahaan SI IKLAS (Sahabat Sandi Naik Kelas).
Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan akan lahirnya pengusaha-pengusaha pendidikan yang memiliki visi mencerdaskan bangsa dan sekaligus kompetensi.
SANDINATION berkolaborasi dengan Yayasan Indonesia Setara (YIS) kembali menghadirkan program SI IKLAS (Sahabat Sandi Naik Kelas) Rocket 5.0.
Tujuan utama akademi ini adalah mencetak talenta-talenta muda yang siap bersaing di berbagai bidang, baik di dunia profesional, industri kreatif, maupun wirausaha.
Di tengah perubahan lanskap kewirausahaan global, pelaku wirausaha kini dihadapkan pada tantangan membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved