Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
Program yang dilakukan untuk mendukung program pemerintah mengurangi sampah plastik itu menjadikan para pengemudi sebagai garda terdepan.
Sebanyak 30 lembar kantong plastik warna warni alias kresek bekas itu ditumpuk hingga rapi. Sesudah dilapisi kertas, tumpukkan kantong plastik itu disetrika beberapa kali dengan suhu sedang. Pelan-pelan kantung-kantong plastik itu menyatu, berubah menjadi selembar material tebal namun tetap lentur.
Usai digunting sesuai pola, material plastik itu dijahit dengan tangan dan dipasangi resleting. Kini, kantong-kantong plastik bekas yang biasanya berakhir di tempat sampah itu telah menjadi dompet yang berdesain aktraktif sekaligus kuat.
Bahan baku yang terdiri atas kantong plastik berwarna berbeda membuat dompet-dompet yang dihasilkan sedikitnya dua puluh ibu anggota Kartini Bluebird peserta pelatihan itu tampil unik. Warnanya berbeda-beda, namun yang pasti, semua cantik.
Kiprah Kartini Bluebird
”Ini dompetnya langsung saya pakai. Bahannya kuat, jadi bisa diisi lembaran uang kertas dan logam, muatnya banyak. Yang pasti, nggak pasaran karena warnanya beda-beda. Pulang dari sini, saya akan buat lagi dan Insya Allah bisa dijual, modal yang harus dibeli paling resleting. Tinggal cari plastik kresek, dibersihkan dan disetrika,” kata Elok Niati,45, istri Haerun Rizak, pengemudi Bluebird yang telah bekerja sembilan tahun, kepada Media Indonesia. Elok adalah salah satu Kartini Bluebird yang menghadiri pelatihan pada Selasa pagi (15/8) di kantor pusat Bluebird di Jakarta Selatan itu.
Elok adalah bagian dari Kartini Bluebird, organisasi yang menghimpun para istri dan putri pengemudi yang rutin mendapat aneka pelatihan dan program dukungan lainnya. ”Kami tinggal di Ciputat, di rumah saya punya warung buat bantu-bantu suami, sambil juga terima jahitan dari tetangga. Alhamdulillah sudah jalan lima tahun, pakai mesin jahit yang saya cicil dengan jumlah yang ringan, dibantu Bluebird. Pelatihan menjahitnya juga saya dapat dari program Kartini Bluebird,” kata Elok
Pelatihan yang diikuti Elok menjadi bagian dari inisiatif hijau perusahaan transportasi darat dengan 20 ribu armada itu. Usai mengikuti pelatihan membuat dompet berbahan daur ulang itu, siangnya Elok dan para Kartini Bluebird lainnya mengikuti peluncuran Plastic Smart Cities yang digelar Bluebird berkolaborasi dengan Yayasan WWF Indonesia.
Kurangi 120 ton botol plastik
Program yang dilakukan untuk mendukung program pemerintah mengurangi sampah plastik itu menjadikan para pengemudi sebagai garda terdepan. Para pengemudi kini menggunakan botol air yang bisa diisi ulang di dispenser yang disediakan di depo. Kini mereka tak perlu membeli air kemasan yang lazimnya mereka beli dalam ukuran 1,5 liter sebanyak dua hingga empat botol setiap harinya.
“Kami berharap dapat meningkatkan kesadaran pengemudi dan karyawan untuk mengubah perilaku menjadi pribadi yang bersahabat dengan lingkungan. Pengemudi juga berperan penting sebagai agen perubahan karena mereka akan melayani banyak pelanggan setiap harinya. Saat ini lebih dari 8.000 pengemudi dan karyawan telah mendukung gerakan ini sehingga berpotensi mengurangi lebih dari 120 ton botol plastik setiap tahunnya melalui pengelolaan dan substitusi,” kata Chief Marketing Officer PT Blue Bird Tbk Mediko Azwar.
Setiap Kilometer Berarti
Mediko Azwar menjelaskan implementasi Plastic Smart Cities di Bluebird menjadi bagian dari rangkaian program “Setiap Kilometer Berarti” yang terwujud dalam layanan dan Visi Keberlanjutan Bluebird 50:30. Targetnya, pengurangan dampak emisi dan gas buang operasional hingga 50% pada 2030. Komitmen ini melandasi program keberlanjutan Bluebird melalui tiga pilar keberlanjutan yaitu BlueLife, BlueSky dan BlueCorps yang diluncurkan pada 2022.
Jika BlueCorps diwujudkan dalam praktik bisnis berkelanjutan dan tata kelola, maka kolaborasi dengan WWF menjadi bagian inisiatif BlueSky. Prinsip itu menargetkan perusahaan berkontribusi untuk lingkungan yang lebih baik. Langkah kolaborasi dengan WWF menjadi salah satunya, selain itu juga diwujudkan dalam target menjadi perusahaan transportasi dengan stasiun pengisi daya kendaraan listrik terbanyak. Selain itu, telah diimplementasikan dalam penggunaan 2.200 armada compressed natural gas (CNG) pada 2001 yang 75% lebih ramah lingkungan. Bluebird juga berambisi menjadi pelopor dalam mengoperasikan kendaraan listrik serta melakukan pemeriksaan emisi berkala untuk seluruh armada.
Sementara, BlueLife diwujudkan dalam kiprah perusahaan yang berkontribusi terhadap kualitas pendidikan dan dampak sosial yang lebih baik. Selain beasiswa bagi anak-anak pengemudi yang berprestasi yang telah menyasar 35.000 siswa SMA hingga sarjana, juga berwujud Kartini Bluebird yaitu program kewirausahaan sosial yang diikuti Elok dan para perempuan anggota keluarga besar Bluebird lainnya.
Pengemudi, sang agen perubahan
Mediko menegaskan edukasi gerakan hijau para pengemudi diharapkan akan bergulir pada keluarga mereka hingga konsumen yang dilayani sehari-hari.”Mereka bisa menjadi juru kampanye dalam bentuk praktik langsung yang semoga bisa menjadi inspirasi dan pengingat bagi tamu yang mereka antar,” kata Mediko.
Direktur Climate & Market Transformation Yayasan WWF Indonesia, Irfan Bakhtiar menyatakan perusahaan transportasi ini menjadi salah satu korporasi pionir yang bergabung dalam Plastic Smart Cities.”Program kolaborasi ini dapat mempromosikan gaya hidup yang bertanggung jawab dan berkelanjutan demi mencegah sampah plastik tidak terkelola,” kata Irfan.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan total timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai sebesar 33,1 juta ton dan 18.01% merupakan sampah plastik. Plastic Smart Cities sendiri merupakan inisiatif WWF dengan misi mendorong kota-kota serta pusat-pusat kegiatan pesisir mengurangi kebocoran sampah plastik ke alam hingga 30% pada 2030 dengan berbagai kolaborasi bersama pemangku kepentingan di seluruh dunia. Program Plastic Smart Cities di Indonesia telah berjalan sejak 2021 di DKI Jakarta, Depok dan Bogor.
Lebih hijau, kian hemat
Nizam Ali,35, salah satu pengemudi yang hadir di acara itu mengaku selain bersahabat dengan alam, penyediaan air minum isi ulang di depo tempatnya bergabung, yaitu di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan juga memangkas biaya membeli air minum kemasan sedikitnya Rp10 ribu hingga Rp15 ribu yang sebelumnya harus ia dan teman-teman pengemudi lainnya harus alokasikan. ”Sekarang, cukup isi botol sebelum bawa mobil keluar dan kalau taksi sedang kosong dan ada di dekat pool, ya saya isi ulang lagi. Uangnya jadi bisa dibawa peluang untuk keluarga,” kata Nizam. (X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved