Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEMENTERIAN Kesehatan menilai wacana menaikan harga rokok per bungkus menjadi Rp50 ribu dapat menekan jumlah perokok di Indonesia.
"Logikanya, bahwa harga mahal akan mengurangi konsumsi rokok. Memang itu merupakan sebuah premis yang kita prediksi mengacu pada beberapa pengalaman dari negara lain," ungkap Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Anung Sugihartono saat dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (9/8).
Kemenkes belum dapat memprediksi seberapa efektif peningkatan harga rokok untuk mengurangi jumlah perokok di Tanah Air. Namun, ia setuju jika wacana peningkatan harga rokok didorong untuk dibahas lebih lanjut.
Menurut dia, jika cukai rokok dinaikkan, hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan negara. Sedangkan, kalau harga mahal dan pendapatan keluarga tetap, ia berharap, keluarga itu tidak memilih untuk membeli rokok. Namun, hal tersebut masih sebatas asumsi.
Anung menambahkan, jika nantinya peningkatan harga rokok dapat terealisasi, hal tersebut perlu diiringi dengan upaya lainnya, bisa berupa perwujudan kawasan tanpa asap rokok, pembatasan promosi rokok, dan kampanye antirokok.
Sayangnya, salah satu upaya Kemenkes menekan jumlah perokok lewat kampanye antirokok selama ini belum maksimal. Menurut Anung, hasil kampanye tersebut masih jauh dari harapan Kemenkes.
"Karena masih ada komponen lain yang belum maksimal. Namun, untuk picturing health warning (PHW) dan restriksi merokok sudah benar-benar dilaksanakan dan ditegakkan," jelas dia.
Ia menambahkan, Kemenkes sebetulnya juga telah menyiapkan berbagai langkah lain untuk menekan jumlah angka perokok. Pertama, lewat pencegahan perilaku merokok mulai di lingkungan keluarga dengan memasukan tidak merokok sebagai indikator keluarga sehat.
Kemudian, membatasi penjualan rokok melalui kenaikan harga, melarang pembelian secara satuan/batang, memunculkan PHW dalam kemasan. Serta yang ketiga dengan cara memperbanyak kawasan tanpa asap rokok, termasuk mengawasi sekolah dan lingkungan sekolah yang memang menjadi kawasan tanpa asap rokok.
Munculnya wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp50 ribu per bungkus tidak lepas dari hasil studi yang dilakukan oleh Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Manusia Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany yang menyebutkan bahwa 46% perokok mengaku berhenti merokok jika harganya lebih dari Rp50 ribu per bungkus. Harga itu naik sekitar 300% dari harga saat ini.
Dari survei juga diketahui bahwa 80,3% atau 976 responden mendukung kenaikan harga dan cukai rokok untuk membiayai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dukungan diberikan karena anggaran JKN selalu defisit setiap tahunnya.
Selain itu, harga rokok di Indonesia per bungkusnya juga tergolong murah dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Survei yang dilakukan oleh Deutsche Bank pada 2015 lalu mengungkapkan, Indonesia menduduki peringkat terakhir sebagai negara yang harga rokoknya paling murah.
Dalam survei tersebut, harga sebungkus rokok di Indonesia setara dengan harga sebungkus rokok di Moskow, Rusia, hanya Rp17 ribu per bungkus. Harga itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan di Australia yang harga rokok per bungkus mencapai Rp240 ribu.
Berikut daftar harga rokok per bungkus di sejumlah negara*:
1. Melbourne, Australia - Rp240 ribu per bungkus
2. Auckland, Selandia Baru - Rp206 ribu per bungkus
3. London, Inggris - Rp175 ribu per bungkus
4. New York, Amerika Serikat - Rp170 ribu per bungkus
5. Singapura - Rp123 ribu per bungkus
6. Toronto, Kanada - Rp114 ribu per bungkus
7. Zurich, Swiss - Rp108 ribu per bungkus
8. Paris, Prancis - Rp99ribu per bungkus
9. Hong Kong - Rp94 ribu per bungkus
10. Berlin, Jerman - Rp76 ribu per bungkus
11. Tokyo, Jepang - Rp49 ribu per bungkus
12. Kuala Lumpur, Malaysia - Rp45 ribu per bungkus
13. Beijing, Tiongkok - Rp42 ribu per bungkus
14. Bangalore, India - Rp42 ribu per bungkus
15. Mexico City, Meksiko - Rp39 ribu per bungkus
16. Johannesburg, Afrika Selatan - Rp38 ribu per bungkus
17. Sao Paulo, Brasil - Rp28 ribu per bungkus
18. Manila, Filipina - Rp17 ribu per bungkus
19. Moskow, Rusia - Rp17ribu per bungkus
20. Jakarta, Indonesia - Rp17 ribu per bungkus
Sementara itu, berdasar hasil laporan Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2011 lalu, rata-rata setiap satu orang Indonesia mengonsumsi 12 batang rokok sehari, dengan rata-rata harga satu batang rokoknya hanya 600 rupiah. Jika ditotal, rata-rata satu orang Indonesia mengeluarkan Rp7.200 sehari atau Rp216 ribu per bulan untuk mengonsumsi rokok. (MTVN/OL-5)
*) sumber: http://www.businessinsider.com.au/beer-and-cigarette-city-price-charts-2015-4
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved