Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pelestarian Bahasa Daerah Jadi Tanggung Jawab Pemda

Dinda Shabrina
16/3/2023 11:38
Pelestarian Bahasa Daerah Jadi Tanggung Jawab Pemda
Pengunjung memperhatikan karya seni batik dengan menggunakan aksara 'Lontara' pada Pameran Lontara 2022 di Makassar, Sulawesi Selatan.(ANTARA/ABRIAWAN ABHE)

KEPALA Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Abdul Khak mengatakan bahwa kondisi daya hidup bahasa daerah di setiap daerah berbeda-beda. Ada yang aman, rentan, mengalami kemunduran, terancam punah atau kritis, dan telah punah.

Hal tersebut dia sampaikan di Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan di seluruh kabupaten/kota.

“Oleh karena itu, tanggung jawab pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota adalah melakukan pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya berdomisili di lintas kabupaten/kota namun masih dalam satu provinsi,” ujar Abdul seperti dilansir dari laman Info Publik, Kamis (16/3).

Baca juga : Badan Bahasa Terus Dorong Revitalisasi Bahasa Dearah

Abdul melanjutkan bahwa upaya Kemendibudristek dalam kegiatan revitalisasi bahasa daerah sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar di mana dalam mengimplementasikan RBD, siswa dapat memilih beberapa mata ajar yang sesuai dengan minat dan kesukaannya masing-masing.

Misalnya mendongeng, membaca puisi, atau menulis cerita dalam bahasa daerahnya. Segala bentuk aktivitas tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga para penutur muda terhadap bahasa daerahnya.

Masih di forum yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri menyampaikan bahwa keberhasilan upaya revitalisasi bahasa daerah di Bengkulu tergantung kepada masing-masing kepala dinas di kabupaten/kota karena seyogyanya yang paling mengerti kondisi bahasa daerah di tiap wilayah adalah pemdanya sendiri.

Menurut Hamka, bahasa daerah di Bengkulu sudah mulai kritis karena pengaruh kemajuan teknologi dan pengunaan bahasa asing. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu menyambut baik program RBD. Salah satu dukungannya adalah dengan memperkenalkan bahasa daerah ke sekolah-sekolah. “Dengan bertambahnya jumlah penutur bahasa daerah maka turut menambah khasanah bangsa ini,” ujarnya. (Dis)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya