Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggencarkan gerakan komposting dari rumah untuk mengurangi timbulan sampah organik. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati menyatakan pihaknya tengah menyusun rencana untuk menyediakan alat-alat komposting di daerah-daerah.
"Untuk pemberian insentif itu nanti akan mengikuti. Tapi saat ini yang lagi dipikirkan oleh Bu Menteri LHK Siti Nurbaya adalah ketika kita meminta kepada masyarakat untuk pemilahan dan mengompos, kita harus menyediakan alat-alatnya," kata Vivien saat ditemui di sela-sela acara Compost Day, Kompos Satu Negeri yang diselenggarakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/2).
Vivien menyatakan, Menteri LHK telah memerintahkan kepadanya untuk membantu masyarakat mendapatkan alat-alat komposting. Entah nantinya akan diberikan lewat pemerintah daerah atau kecamatan. Hal itu masih dipikirkan skemanya. Adapun, beberapa alat yang rencananya akan disalurkan ke daerah di antaranya ialah biopori hingga alat komposter.
"Itu yang sedang kami rencanakan, karena gerakan ini gak boleh berhenti. Saya sih membayangkan kalau kita bisa bergerak semua, maka kita bisa selesai dengan sampah organik," imbuh dia.
Baca juga: KLHK: Banyak Investor Lirik Startup yang Fokus Kelola Lingkungan
Dari segi pendanaan, pengadaan alat itu rencananya akan dipenuhi oleh dana dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup. Saat ini sendiri, pihaknya masih terus menyusun kebutuhan alat dari rantai pengelolaan sampah. Mulai dari pemilahan dari rumah, pengumpulan sampah hingga industri pengelola sampah.
"Itu semua sudah kami identifikasi masing-masing untuk kita bisa bantu susun mekanismenya agar menuju zero waste zero emission. Angka-angkanya masih dibangun tapi tujuan akhirnya tentu agar tidak membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)," beber dia.
Seperti diketahui, pada 2022 komposisi sampah organik mencapai 41,27% dan sampah ini bersumber dari sampah rumah tangga sebesar 38,28% . Jika setiap rumah tangga melakukan komposting sampah organik, maka akan ada 10,92 juta ton sampah organik setiap tahunnya tidak berakhir di TPA. Selain itu, pengurangan sampah organik juga berpotensi menurunkan emis gas rumah kaca 6,834 juta ton CO2 ekuivalen.(OL-5)
Pj Gubernur Heru Budi Hartono mengatakan rapat tersebut membahas rencana pemerintah pusat untuk menerapkan work from home (WFH) bagi seluruh kementerian di Indonesia yang ada di Jakarta.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal membentuk satgas guna memeriksa seluruh pembangkit listrik di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
"Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan tingkat deforestasi terendah. Ini komitmen Indonesia yang berbasis bukti, bukan semata janji."
Minister of Environment and Forestry Siti Nurbaya Bakar emphasized that multilateral forums such as G7, G20, and UNFCCC require continuous support.
Pendirian ACC THPC atau Pusat Koordinasi Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas Tingkat Regional ASEAN merupakan sebuah tonggak capaian yang monumental dan bersejarah bagi ASEAN.
Menteri LHK RI Siti Nurbaya meminta negara-negara pulau dan kepulauan untuk berkolaborasi menunju era baru pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalu optimalisasi ekonomi biru
Kompos sudah dikenal masyarakat selama puluhan tahun dan dipakai secara konvensional di berbagai tempat, di desa atau di kota, yaitu menjadi pupuk organik.
Composting atau membuat kompos dari sampah organik merupakan aktualisasi paradigma baru dalam pendekatan penanganan persampahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved