Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bangkitkan Semangat Inovasi Guru

Faustinus Nua
28/11/2022 08:20
Bangkitkan Semangat Inovasi Guru
Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kemendikbudristek, Nunuk Suryani.(Dok.MI)

HARI Guru Nasional (HGN) yang selalu diperingati setiap tahun pada 25 November memiliki sejarah yang panjang. HGN bukan sekadar peringatan rutin setiap tahun, melainkan merupakan bentuk apre­siasi atas jasa-jasa para guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Perjuangan panjang para guru tidak pernah berakhir.

Di tahun ini, tema besar HGN ialah Serentak berinovasi, wujudkan Merdeka Belajar. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendik­budristek) sebagai lembaga pemerintah yang menaungi para ingin membangkitkan semangat para guru dan ekosistem pendidikan nasional dalam pemulihan sektor pendidikan pascapandemi covid-19.

Untuk mengetahui lebih jauh terkait dengan HGN 2022, wartawan Media Indonesia Faustinus Nua mewawancarai Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kemendikbudristek, Nunuk Suryani. Berikut kutipannya.

Apa makna tema HGN 2022 Serentak berinovasi, wujudkan Merdeka Belajar?

Tema Serentak berinovasi, wujudkan Merdeka Belajar yang kita tetapkan se­bagai tema Hari Guru Nasional (HGN) 2022 ini merupakan tindak lanjut dari tema HGN Tahun 2021. Pada tahun lalu, kita memilih tema Bergerak dengan hati, pulihkan pendidikan karena kita ingin memberi semangat pada seluruh ekosistem pendidikan di Indonesia, baik itu pemangku kebijakan pendidikan (pemerintah), guru, orangtua murid, organisasi masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan, maupun masyarakat secara umum untuk bersama-sama bangkit membantu pemulihan pendidikan pascapandemi.

Baca juga: Pemerintah Dorong Guru Terus Berinovasi

Kita sudah punya satu konsep besar Merdeka Belajar yang beberapa tahun belakangan sudah sangat membantu kita menata arah pendidikan di Indonesia, membantu kita dalam melakukan transformasi pendidikan. Konsep besar Merdeka Belajar ini juga sangat membantu kita dalam mencari solusi dalam ­menyelesaikan persoalan pendidikan masa pandemi dan pasc pandemi. Kini, saat­nya kita bersama-sama untuk melakukan inovasi melalui konsep besar Merdeka Belajar tersebut.

Bagaimana inovasi yang dilakukan guru saat ini, di sekolah perkotaan dan desa?

Inovasi adalah sesuatu yang niscaya karena dunia ini terus bergerak dan berubah. Disrupsi dalam dunia pendidikan karena percepatan teknologi informasi serta kebutuhan dunia masa depan, mau tidak mau harus membuat kita terus menyesuaikan sistem dan metode pembelajaran, supaya anak-anak didik kita mendapat pengetahuan yang terbarukan dan tidak kalah dalam persaingan dunia global nantinya.

Inovasi ini titik pijaknya tentu harus dimulai dari guru, sebab guru yang akan melakukan transfer pengetahuan pada anak didik. Untuk saat ini, kita dapat melihat beragam inovasi yang dilakukan guru-guru, baik di perdesaan dan perkotaan melalui semangat Merdeka Belajar. Beragam inovasi ini dapat kita lihat salah satunya melalui praktik baik dalam penerapan Kurikulum Merdeka, guru dengan lebih leluasa memberikan kesempatan peserta didik untuk secara aktif meng­eksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Apa yang dilakukan Ditjen GTK untuk mendukung para guru dalam berinovasi dan pemerataannya?

Salah satu bentuk dukungan Ditjen GTK atau Kemendikbud­ristek secara umum ialah dengan menghadirkan Platform Merdeka Mengajar sepaket dengan Implementasi Kurikulum Merdeka. Platform ini mendukung penerapan kurikulum Merdeka Belajar. Guru-guru dan kepala sekolah bisa lebih cepat mendapatkan materi dan dukungan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka yang disajikan dalam genggaman mereka.

Platform Merdeka Mengajar bukan hanya berisi materi dan konten berasal dari Kemendikbudristek. Platform ini dirancang untuk menjadi aplikasi yang dimiliki guru, dari guru, dan untuk guru. Platform ini dihadirkan sebagai aplikasi bagi guru agar mereka menjadi pengajar yang lebih baik dan dapat memanfaatkan serta memfungsikan teknologi digital sebaik mungkin untuk kepentingan pendidikan.

Melalui Platform Merdeka Mengajar guru dapat saling berinteraksi, berbagi refe­rensi, dan saling bergotong ­ro­yong untuk mengembangkan praktik baik dalam meng­ajar dan berkarya.

Adakah hambatan yang dialami para guru dalam berinovasi?

Salah satu hambatan terbesar kita tentu saja karena bentangan alam kita yang luas, dan kondisi daerah yang berbeda-beda sehingga beberapa daerah masih terbatas akses untuk listrik dan internet. Namun, kita dapat melihat juga banyak sekali guru kita yang dengan segala keterbatasan tersebut melakukan berbagai inovasi dalam praktik baik pengajaran.

Soal kesejahteraan, ­bagaimana Ditjen GTK ­menyelesaikannya?

Guru merupakan agen transformasi pendidikan harus didukung semua pihak, baik dari peningkatan kompetensi dan perlindungan­nya, maupun pemenuhan kesejahte­raan yang baik. Kemendik­budristek telah berkomitmen dan komitmen ini tidak pernah berubah, bahwa kesejahteraan guru adalah perihal utama yang harus diperjuangkan.

Saat ini Indonesia masih kekurangan lebih dari 1 juta guru dan masalah pemerataan. Apa langkah yang dilakukan Ditjen GTK untuk memenuhi kebutuhan guru nasional?

Untuk memenuhi kebutuhan guru nasional, Kemendikbudristek terus melakukan kerja-kerja lintas sektoral, termasuk dengan Kemenpan-Rebiro, Kemenkeu, dan pemerintah daerah. Salah satunya untuk pengadaan guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bagi jabatan fungsional guru pada instansi daerah 2021 dan 2022 secara nasional. Dorongan untuk pengadaan guru ASN PPPK ini bertujuan memenuhi kebutuhan dan mendorong peningkatan profesionalisme guru di satuan pendidikan yang diselenggarakan instansi daerah.

Selain kekurangan guru, di sejumlah daerah (perkotaan) terjadi over supply guru. Upaya apa yang dilakukan untuk pemera­taan distribusi guru di Indonesia?

Saat ini Indonesia membutuhkan 2,4 juta guru, tetapi kebutuhan itu sudah bisa dipenuhi dengan tersedianya guru ASN. Kita punya guru ASN sekitar 1,3 juta. Namun, hanya 1,2 juta guru ASN yang memenuhi beban kerja. Ada kelebihan guru yang menumpuk di satuan-satuan pendidikan tertentu. Inilah nanti akan kita lakukan redistribusi.

Begitu juga dengan guru non-ASN, terjadi penumpukan pada satuan tertentu. Dari 724 ribuan guru non-ASN, hanya 490 ribu guru yang memenuhi beban kerja.

Apa harapan dan pesan dari HGN 2022 bagi guru, siswa, dan masyarakat umum?

Melalui semangat HGN 2022 Serentak berinovasi, wujudkan Merdeka Belajar kita bersama-sama, seluruh ekosistem pendidikan Indonesia, sedapat mungkin bisa bergotong royong bersama-sama untuk melakukan transformasi pendidikan di Indonesia. Setiap kita punya andil dan peran dalam perbaikan pendidikan, sekecil apa pun peran kita, akan sangat bermakna bila peran tersebut dijalankan dengan tulus dan sebaik-baiknya. (OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya