Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENYANDANG status sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pacet, Kabupaten Cianjur, terus
konsisten mengembangkan dan memasarkan berbagai komoditas pertanian.
Tidak hanya sukses mengembangkan dan memasarkan komoditas pertanian seperti berbagai tanaman holtikultura, SMKN 1 Pacet yang berada dalam lingkup Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VI Jawa Barat ini pun, berhasil menghadirkan ragam inovasi produk olahan.
Hal itu tentu patut mendapat apresiasi. Pasalnya, tak hanya berhasil
membekali para siswanya dengan kompetensi dan tuntutan dunia kerja, SMKN 1 Pacet juga tentu dapat menjadi role model konsep ketahanan pangan yang dikembangkan dunia pendidikan.
Seperti diketahui, ancaman krisis global yang disebut-sebut akan
berdampak pada krisis pangan saat ini menjadi isu masyarakat di hampir
seluruh belahan dunia menyusul hadirnya tiga fenomena C yakni Climate
Change atau perubahan iklim, Covid-19 dan Conflict atau konflik yang
terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Oleh karena itu, langkah SMKN 1 Pacet, Kabupaten Cianjur untuk mengembangkan potensi pertanian dan makanan olahan serta pemasaran tanaman holtikultura memberikan angin segar bagaimana konsep ketahanan pangan dapat dilakukan di setiap lini termasuk satuan pendidikan.
Kepala Sekolah SMKN 1 Pacet, Ida Yuniati Surtika mengungkapkan, sejak
menyandang status sebagai BLUD, pihaknya terus berinovasi untuk
mengembangkan sektor pertanian.
Menurut Ida, dengan basis konsentrasi keahlian di bidang pertanian, dalam perjalanannya, saat ini ada berbagai tanaman holtikultura yang dikembangkan SMKN yang berada di Jalan Hanjawar Pacet No 25, Desa Cibodas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur ini. Termasuk juga berbagai produk olahan dari hasil pertanian tersebut.
Ida Yuniati memaparkan, di samping sebagai rintisan dunia usaha, salah satu target dari pengembangan sektor pertanian di SMKN 1 Pacet, tak lain untuk menyebarkan ketertarikan kalangan muda dalam hal ini
para siswa terhadap sektor pertanian.
Pasalnya, menurut dia, di samping menjadi bagian dari program pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, sektor pertanian juga relatif tidak terpengaruh dengan berbagai situasi saat ini seperti pandemi covid-19.
"Generasi muda ini harus tertarik dengan pertanian, karena pertanian ini selain program pemerintah sebagai ketahanan pangan dan juga tidak terpengaruh oleh situasi apapun. Yang namanya ketahanan pangan itu tidak terdampak pandemi covid-19, walaupun secara harga ada
beberapa yang fluktuatif," paparnya, Senin (7/11).
Dikatakan Ida, SMKN 1 Pacet merupakan satu dari 35 SMK di Jabar yang
menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Melalui status BLUD, hingga saat ini SMKN 1 Pacet telah mengembangkan dan memasarkan berbagai komoditas pertanian termasuk produk olahannya.
Bahkan, menurutnya, SMKN 1 Pacet kini telah memiliki produk unggulan
salah satunya yaitu komoditas paprika. "Jadi kita kembangkan paprika ini karena cocok daerahnya. Tapi ada juga beberapa jenis komoditas lain
selain paprika."
Pariwisata
Dia menambahkan secara geografis letak SMKN 1 Pacet sangat diuntungkan.
Baik itu dari kontur maupun ketinggian tanah yang mendukung untuk
menghasilkan produk pertanian berkualitas.
Pemilihan paprika, lanjutnya, juga bukan tanpa alasan. Karena
sepengetahuannya, paprika juga merupakan salah salah komoditas pertanian yang kerap dibutuhkan oleh hotel, restoran, super market hingga pasar tradisional yang notabene penunjang keberlangsungan lokasi wisata.
"Karena kita ada di wilayah pariwisata dan pertanian, kita kembangkan potensi yang ada di Kabupaten Cianjur. Khusus di Desa Cibodas, Kecamatan Pacet," katanya.
Ida mengaku paprika bukan satu satunya hasil pertanian yang menjadi produk BLUD dari siswa di SMKN 1 Pacet. Pihaknya juga melakukan inovasi dengan menciptakan produk olahan seperti minuman tradisional "Bandrek Jempol", jamu "Herb Way Empon-empon", keripik jamur "Masaru" dan keripik paru nabati "Savana".
Termasuk mengembangkan dan memasarkan tanaman hias jenis aglaonema, kuping gajah, alokasia dan katsuba.
Ida melanjutkan, meskipun basis dari SMKN 1 Pacet adalah pertanian,
namun terdapat beberapa konsentrasi keahlian lainnya, seperti
perhotelan, tata boga dan teknik komputer jaringan (TKJ). Dari semua
konsentrasi keahlian tersebut dikemas menjadi sebuah Agro Eko Eduwisata
(Agro Kalter).
Dengan status BLUD yang disandang SMKN 1 Pacet, saat ini pun mereka
tengah mengelola hotel yang terdapat di lingkungan sekolah.
"Ketika pertanian ini menjadi ikon maka konsentrasi keahlian yang lain itu menjadi kolaborasi, pendukung untuk kegiatan. Jadi yang dieksposenya pertanian tapi konsentrasi keahlian yang lainnya ikut mendukung untuk mengembangkan ertanian," paparnya.
Disinggung terkait dukungan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cadisdik Wilayah VI Jabar, Ida mengaku, sangat bersyukur karena dukungan dari Dinas Pendidikan Jabar maupun Cadisdik Wilayah VI sejauh ini sangat luar biasa besar dalam mendorong pengembangan BLUD di SMKN 1 Pacet.
"Misalnya saja dengan mengumpulkan kepala sekolah untuk melaksanakan
sosialisasi BLUD tahap II. Jadi sangat suport untuk pengembangan
ke depan SMK terutama yang dipersiapkan untuk BLUD tahap dua,"
tandasnya.
Inovasi prdouk
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi
mengatakan, omset produk yang berkaitannya dengan pertanian, agriculture maupun peternakan pada SMK BLUD se-Jabar dapat menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah itu sendiri.
Terlebih ketahanan pangan menjadi salah satu sektor yang tangguh di masa pandemi covid-19.
Namun dengan hadirnya BLUD yang berkaitan dengan pertanian maupun
peternakan, tidak hanya diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk
meningkatkan ekonomi. "Harus juga menjadi pola peningkatan kemampuan
siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda
yang mandiri," ujarnya.
Dedi tak menampik, memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi
penjualan yang tepat sasaran. Termasuk menjaga kepercayaan pengguna
jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus meningkatkan
kualitas produk maupun jasa.
Terkait, proses pembelajaran juga pihaknya mengupayakan agar disesuaikan dengan kondisi terkini yang ada di masyarakat, yaitu melalui pemutakhiran sarana dan prasarana.
"Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu, sementara kondisi yang di luar sekolah sudah berubah. Itu yang harus terus diperbaharui," jelasnya.
Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan ke depan dapat menciptakan
kemandirian bagi siswa. "Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di
pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang
sesuai dengan pasar dan industri. Diharapkan lulusan SMK BLUD mampu
mencetak wirausahawan," tegas Dedi. (N-2)
Selain antisipasi sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan, juga mengantisipasi potensi kekeringan bersamaan kemungkinan terjadi kemarau.
Keterangan yang bersangkutan sangat penting karena pengadaan PJU tersebut terjadi di masa Dadan Ginanjar masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan.
Ciri-cirinya, warna padi berubah menguning dan mulai mengering sebelum waktunya.
Jambore Koperasi dan UMKM Expo BMC 2025 merupakan wujud komitmen pemerintah daerah mendukung pertumbuhan dan pemberdayaan koperasi serta UMKM.
Jenis BPTHB-nya meliputi pembayaran pokok pajak jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, waris, dan hadiah.
IGO merupakan olimpiade internasional tahunan yang mewadahi karya ilmiah siswa di berbagai bidang seperti environment, engineering, energy, robotics, science, dan art.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved