Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

SMKN 1 Losarang Indramayu, Binaan Cadisdik IX Jawa Barat, Produksi Masker Untuk Tiongkok

Bayu Anggoro
06/11/2022 21:05
SMKN 1 Losarang Indramayu, Binaan Cadisdik IX Jawa Barat, Produksi Masker Untuk Tiongkok
Sejumlah siswa SMKN I Losarang, Indramayu, Jawa Barat, tengah melakukan praktik laboratorium(DOK/Kantor Cabang Dinas Pendidikan IX Jawa Barat)

SEKOLAH Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Losarang, Kabupaten Indramayu, merupakan satu dari dua SMKN di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IX Jawa Barat yang telah mengantongi status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Produk yang telah dihasilkan oleh anak didik mereka diminati oleh sejumlah industri.

Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 1 Losarang, Aan Sulistyawan, mengatakan,
salah satu produksi pelajar SMKN 1 Losarang yang bisa menembus pasar
internasional adalah masker kain. Saat masa pandemi covid-19 pada 2020-2021 lalu, pihaknya kebanjiran permintaan dari mitra industri untuk produk masker kain hasil karya siswa.

Aan mengungkapkan, kerja sama industri telah dilakukan oleh pihaknya
terkait penyediaan masker kain tersebut. Adapun industri yang bermitra
dengan SMKN 1 Losarang berasal dari perusahaan asal Tiongkok yang memiliki cabang di Jawa Barat, yakni PT Yalong.

"Selama kurang lebih dua tahun, produksi masker kain di kirim ke Tiongkok. Produksinya mencapai 20 ribu masker kain," ujar Aan,
Minggu (6/11).

Namun di masa pemulihan pascapandemi covid-19 ini, permintaan produk
masker kain tidak sebanyak pada dua tahun sebelumnya. Kendati demikian,
pihaknya terus mencari cara agar tetap produktif.

Salah satu yang akan dilakukan, yaitu dengan mengalihkan kepada produksi jenis kain lainnya, seperti hijab. Rencana tersebut sedang terus digodok untuk segera direalisasikan.

"Seusai pandemi, produksi masker akan dialihkan ke jenis produksi kain
lainnya seperti pembuatan hijab. Kita tengah persiapkan untuk hal itu
dalam waktu dekat ini," kata dia.


Tujuh jurusan


Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1 Losarang, Armani Charli,
mengatakan, tidak hanya produk masker kain yang dikerjasamakan dengan mitra industri. Sekolah yang dipimpinnya memiliki tujuh jurusan, yakni Jurusan teknik kendaraan ringan, teknik permesinan, teknik elektronika industri, teknik komputer dan jaringan, teknik pertanian,
teknik pengelasan dan teknik kimia industri.

Oleh karena itu, dia memastikan, SMKN 1 Losarang terbuka kepada pihak
industri untuk menjalin kerja sama dengan disesuaikan pada kompetensi
teaching factory yang tersedia di sekolah.

"Kami terus berupaya untuk meningkatan kerja sama dengan pihak industri dari waktu ke waktu. Artinya di setiap teaching factory kita punya kerja sama dengan industri yang relevan. Misalnya di teknik komputer dan jaringan itu kita bisa menjadi provider yang menyediakan jaringan internet baik untuk lembaga ataupun mandiri," ucap Armani.

Armani menyampaikan, begitu pula di teknik pengelasan, teknik
permesinan, teknik kimia, teknik elektronika dan teknik pertanian. Dia
menyontohkan, untuk siswa dari teknik pengelasan mampu membuat produk
rangka kursi dengan kualitas ekspor.

Sementara teknik elektronik menciptakan lampu emergensi. "Di teknik
permesinan kita sudah bekerja sama dengan industri untuk memperoduksi
baut, alat berat dan lain-lain," katanya.

Lebih lanjut, Armani mengaku, setelah berstatus BLUD, SMKN 1 Losarang
bisa memaksimalkan layanan internal untuk mendapatkan keuntungan dari
hasil kegiatan yang ada. Seperti pada Layanan perbengkelan yang dimiliki seperti layanan tune up kendaraan roda empat, spooring dan balancing serta layanan internet bisa menghasilkan uang dari hasil kegiatannya.

"Bengkel mobil yang ada di SMKN 1 Losarang, kini sudah bersifat profit
oriented. Layanannya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Dengan
kualitas mekanik pelajar yang berkompeten, bisa melakukan layanan perbaikan kendaraan dengan baik," kata dia.


Wirausahawan muda


Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset
produk yang berkaitannya dengan industri kreatif pada SMK BLUD se-Jabar
dapat menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka
pengembangan sekolah itu sendiri. Namun dengan hadirnya BLUD yang
berkaitan dengan industri kreatif, tidak sekadar diharapkan bisa turut
menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi.

"Ini menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan mereka sebagai wirausahawan muda yang mandiri," ujarnya.

Dia tidak menampik ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran. Termasuk menjaga kepercayaan
pengguna jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus
meningkatkan kualitas produk maupun jasa.

Terkait, proses pembelajaran juga pihaknya mengupayakan agar disesuaikan dengan kondisi terkini yang ada di masyarakat, yaitu melalui pemutakhiran sarana dan prasarana.

"Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu. Sementara itu, kondisi di luar sekolah sudah berubah. Itu yang harus di-update," katanya.

Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa dapat
berhubungan langsung dengan mitra industri. Harapannya ke depan bisa  menciptakan kemandirian bagi siswa.

"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik. Tapi bagaimana
mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan
industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak wirausaha," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya